Selasa, 01 Juli 2014

Begawan Mintaraga

begawan mintaraga
Begawan Mintaraga

Begawan Mintaraga, demikian nama Arjuna ketika  melakukan tapa brata di Gunung Indrakila. Arjuna bertapa dengan sepenuh jiwa. Arjuna sudah tidak memperhatikan  raga lagi, seolah olah antara jiwa dan raga telah terpisah dialam yang berbeda. Arjuna juga dikenal dengan nama Begawan Ciptoning, karena Arjuna selalu mengheningkan cipta, rasa  serta karsa secara terus menerus  kepada dewata. 



Melihat keteguhan Arjuna bertapa, Batara Indra mencoba menggodanya. Dikirimnya tujuh bidadari untuk menggoda Arjuna. Adapun bidadari yang diutus menggoda Arjuna yang sedang bertapa adalah Dewi Warsiki, Dewi Irimrin (DewiSurendra) Dewi Tunjungbiru, Dewi Wilutama, Dewi Supraba, Dewi Gagarmayang dan Dewi Lengleng Mulat (Dewi  Lengleng Daanu), Namun Arjuna tidak tergoda.



Kemudian datang lagi bidadari yang menyamar menjadi istri istri Arjuna, seperti Dewi Wara Sembadra, Dewi Wara Srikandi. Niken Larasati, Niken Sulastri, dan tak lupa Abimanyu yang masih kecil. Memang keteguhan  hati Arjuna di dalam bertapa tidak ada satupun yang dapat menyamainya. Batara Indrapun kini percaya kalau keteguhan hati Arjuna tidak tergoyahkan,  Batara Indrapun tidak mengirimkan bidadarinya lagi.




Tidak lama kemudian, datang seekor babi hutan mendengus dan menyerang Arjuna. Berkali kali Arjuna diserudug hewan itu. Arjuna merasa terganggu dengan serangan hewan tersebut. Arjuna segera mengejar hewan itu dan memanahnya. Dua buah anak panah dari arah berlainan mengenai hewan itu secara bersamaan. Ketika Arjuna mendekati buruannya. Tiba tiba datang juga seorang kesatria yang bernama Kiratarupa.Kiratarupa mengakui kalau hewan itu buruannya, terbukti anak panahnya menancap di badan hewan itu. Arjuna pun beralasan demikian. Maka terjadilah perkelahian diantara mereka. Tiba tiba Kiratarupa beralih rupa menjadi Batara Guru, sedangkan hewan buruannya menjadi Batara Narada.




Batara Guru menyampaikan maksud dan tujuannya mendatangi Arjuna, adalah mau  meminta Arjuna  menjadi jago dewa di kahyangan. Karena kahyangan sedang diserang Prabu Newatakawaca dari negara Imanimantaka. Prabu Newatakawaca menyerang ke kahyangan karena keinginannya untuk melamar seorang bidadari yang bernama  Dewi Supraba, tetapi para Dewa menolaknya. Andaikata Arjuna dapat mengalahkan Prabu Newatakawaca, maka akan mendapatkan Dewi Supraba sebagai jatukrama Arjuna, dan juga mendapat kesempatan menjadi Raja Bidadari. Arjuna tidak menyianyiakan kesempatan baik ini. Arjuna menyanggupinya. Batara Guru memberikan pusaka Pasopati kepada Arjuna, untuk menjadi kekuatan dalam melawan Prabu Newatakawaca.




Setelah sampai di kahyangan Arjuna berhadap hadapan dengan Prabu Newatakawaca, perkelahianpun tidak dapat dihindarkan, Prabu Newataakawaca sangat sakti, tidak satupun senjata dapat melukai tubuhnya.Prabu Newatakawaca tidak bisa dikalah kan. Arjuna segera menyingkir terlebih dahulu. Arjuna mendekati Dewi Supraba. Arjuna meminta Dewi Supraba  mencari rahasia kelemahan Prabu Newatakawaca. Dewi Supraba pun mendekati Prabu Newatakawaca. Dewi Supraba pura pura mencintai Prabu Newatakawaca, dan ia bersedia menjadi istri Prabu Newatakawaca. Namun sebelumnya, Dewi Supraba ingin  banyak belajar dari Prabu Newata kawaca. Prabu Newatakawaca senang dengan kesanggupan Dewi Supraba yang ingin menjadi istrinya. Dewi Supraba menanyakan, apakah ada hidangan makanan yang menjadi kesukaan Prabu Newatakawaca dan hidangan makanan apa yang menjadi pantangan Prabu Newatakawaca.  




Tanpa curiga sedikitpun Prabu Newatakawaca,.memberi tahu, bahwa kesaktiannya berada di lak lakan di belakang lidahnya. Oleh karena itu kalau menyajikan hidangan ma kanan, jangan ada bahan yang bisa membuat luka didae rah itu, misalnya tulang ikan ataupun tulang yang lain..




Arjuna mendengar letak kesaktiannya berada di rongga mulutnya. Arjuna berpikir keras. Apa yang harus dilakukan olehnya, agar Prabu Newatakawaca dapat membuka mulutnya lebar lebar. Akhirnya dimintaya Dewi Supraba membantunya. Dewi Supraba mendekati Prabu Newataka waca, dan mengajaknya bercengkerama. Ketika sedang bercengkerama, datanglah Arjuna. Dimintanya Dewi Supraba menjadi istri Arjuna. Mendengar itu, Prabu Newatakawaca terbahak bahak, karena hal yang lucu, kalau Dewi Supraba ikut Arjuna, karena Arjuna tidak memiliki kemampuan apa apa. Kesempatan baik bagi Arjuna, ketika Prabu Newatakawaca tertawa terbahak bahak. Arjuna segera melepaskan panah pasopati pemberian dewa, kearah rongga mulut Prabu Newatakawaca. Pusaka Pasopati tepat mengenai sasaran.  Prabu Newatakawacapun tewas. Sementara melihat rajanya tewas, Patih Mamangmuka dan pasukannya menyerang Arjuna. Dalam peperangan, Patih Mamangmuka tewas. Sekarang Arjuna dikerubut pasukan Imanimantaka, Arjuna  menjadi kewalahan, Arjuna mengeluarkan aji tundung musuh, sehingga pasukan Imanimantaka  terbuncang angin kembali ke Imanimantaka.







Para dewa berterimakasih kepada Arjuna. Sesuai dengan janjinya, maka Batara Guru meminta Arjuna untuk sementara waktu  tinggal di kahyangan, dan. di wiwaha menjadi Raja Kaindran di Kahyangan, dengan bergelar Prabu Karitin. Prabu Karitin merasa bahagia dapat bersanding dengan para bidadari di Kahyangan.




Sesuai dengan beberapa namanya, maka judul lakon ini ada yang menamakan, Begawan Mintaraga atau  Begawan Ciptaning. Sedangkan judul aslinya adalah Arjuna Wiwaha, dikarang / disusun  oleh Empu Kanwa sekitar jaman Raja Jayabaya.***

MOHON KOREKSINYA DI KOMENTAR 

Ilustrasi tokoh :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar