Selasa, 01 Juli 2014

Trigangga

trigangga
Trigangga

Sepeninggal Anggisrana, Prabu Dasamuka bermaksud menculik Prabu Rama dan Laksmana. Apabila usaha penculikan ini berhasil, maka ada dua  keuntungan yang didapat oleh Prabu Dasamuka. Pertama, memudahkan Prabu Dasamuka memperistri Dewi Sinta dan yang kedua bisa dipastikan Pasukan Prabu Rama akan menyerah tanpa syarat kepada Alengka.


Tugas ini diberikan kepada Trigangga, anak Ratu Goa Windu, Dewi Sayempraba. Trigangga adalah manusia kera yang selintas kilas seperti Anoman, karena berbulu putih bersih. Ini memang siasat Prabu Dasamuka. Agar dapat mengacaukan pertahanan Swelagiri. Sehingga menjadikan pertahanan Swelagiri terpecah belah, karena persangkaan orang, penculiknya adalah Anoman.


Seperti halnya Anoman, Trigangga pun bisa terbang ke angkasa biru. Dalam waktu sekejap sudah tiba di Swelagiri. Trigangga membaca aji panglimunan, sehingga tidak ada seorangpun mengetahui keberadaannya, kecuali Wibisana.

Trigangga menyelinap kedalam sebuah tenda yang kelihatan paling  berbeda dengan tenda yag lain. Trigangga memastikan tempat itu tempat Prabu Rama dan Laksmana bersemayam. Tanpa mengalami kesulitan yang berarti,  Trigangga sudah memasuki tempat peristirahatan Prabu Rama dan  Laksmana.


Dengan guci pusaka yang dibawanya dari Alengka, Prabu Rama dan Laksmana, berubah bagaikan asap memasuk didalamnya. Trigangga cepat cepat menutup mulut guci pusaka. Setelah berhasil menculik Prabu Rama dan Laksmana, Trigangga cepat cepat meninggalkan perkemahan Swelagiri. Banyak para prajurit kera melihat sepertinya  Anoman keluar dari tenda Prabu Rama dengan membawa sesuatu benda, dengan tergesa gesa. Anila dan Anggada segera memasuki tempat peristirahatan Prabu Rama dan Laksmana, ternyata mereka sudah tidak ada ditempat. Anila dan Anggada segera menangkap Anoman. Anoman menjadi bingung karenanya. Anoman merasa tidak bersalah, namun  Anila dan Anggada tidak percaya. Anoman diiikat sebagai tawanan, dan diserahkan kepada


Narpati Sugriwa. Sugriwa bingung, apa yang hendak dilakukannya. Sugriwa minta pertimbangan dari Wibisana. Wibisana kemudian membaca ajian pameling,. Dengan ajian ini Wibisana dapat melihat  orang asing mana yang telah memasuki tempat peristirahatan Prabu Rama. Wibisana melihat ada seseorang yang menyerupai Anoman telah menculik Prabu Rama dan Laksmana.


Akhirnya Wibisana kemudian  mengatakan, bahwa Anoman tidak bersalah, karena ada seseorang yang menyerupai Anoman telah memasuki tenda Prabu Rama dan menculiknya. Anoman segera dilepas. Oleh Sugriwa meminta Anoman segera mencari pnculiknya, dan membawa kmbali Prabu Rama dan Laksmana dengan selamat. Anoman segera mencari penculikya.


Anoman mebaca aji panglimunan, mengejar penculikya yang telah memasuki Istana Alengka. Prabu Dasamuka dengan senang hati menunggu kedatangan Trigangga di dampar kencana. Prabu Dasamuka senang melihat kedatangan Trigangga. Guci pusaka diserahkan kepada Prabu Dasamuka. Cepat cepat Anoman masuk kedalam Guci pusaka, dan setelah didalam guci, Anoman segera menyimpan Prabu Rama dan Laksmana dalam kancing gelungnya, dan segera keluar dari Guci Pusaka.


Prabu Dasamuka menyerahkan kembali guci pusaka itu pada Trigangga,dan minta agar Rama dan Laksmana dimasukkan dalam penjara. Besok pagi Prabu Rama dan Laksmana akan di hukum pancung di depan Dewi Sinta. Trigangga segera keluar dari istana dengan membawa guci pusaka, menuju  penjara. Anoman segera menampakkan diri Anoman menantang Trigangga dan memberitahu kalau Prabu Rama dan Laksmana   sudah dibawanya.


Anoman kemudian kabur dari istana Alengka. Triganggapun mengejarnya.Kejar mengejar antara kedua kera putih, sampai di bukit Maliyawan. Anoman dan Trigangga sama sama perkasa, dan ketika sedang seru serunya berkelahi, tiba tiba dewi Sayempraba, menghampiri keduanya.


Dewi Sayempraba, mengatakan kepada Anoman, bahwa yang diajak berkelahi itu anak Anoman. Sedangkan Trigangga diberitahu kalau kera putih yang serupa dengan Trigangga adalah ayahnya. Mereka senang saling bertemu. Anoman juga senang, tetapi tidak pernah punya pikiran puny anak sebesar Trigangga. Dewi Sayempraba, meriwayatkan perjalanan Anoman ke Alengka, mengalami musibah, sehingga Anoman dirawat di Goa Windu. Anoman di Goa Windu dalam keadaan tidak sadar. Disitulah Anoman tanpa disadari telah melakukan kesalahan sehingga menyebabkan kehamilan Dewi Sayempraba.  Akhirnya Trigangga mendapat tawaran dari Ibu Dewi Sayempraba,  untuk memilih, mau ikut ibu, atau ayahnya. Trigangga lebih suka memilih ikut ayahnya, karena mereka berdua sama sama bangsa kera.


Anoman kemudian mengajak Trigangga kembali ke perkemahan Swelagiri. Sesampai di tenda pristirahatan Swelagiri, Prabu Rama dan Laksmana dikeluarkan dari guci pusaka, Prabu Rama dan Laksmana  masih dalam keadaan tidur. Prabu Rama dan Laksmana masih tidur lelap di kamarnya sendiri. Keesokan harinya


Prabu Rama dan Laksmana sudah bangun dari tidurnya. Narpati Sugriwa, Wibisana dan Anoman melaporkan peristiwa semalam pada Prabu Rama dan Laksmana. Kedatangan Trigangga anak Anoman mendapat sambutan baik dari Prabu Rama. Karena kedatangan Trigangga menambah kekuatan Kerajaan Pancawati, dalam mempertahankan Swelagiri dari serangan musuh.*** 

MOHON KOREKSINYA DI KOMENTAR

trigangga

trigangga
trigangga

sayempraba

sayempraba
sayempraba

anoman

anoman
anoman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar