Rabu, 04 Juni 2014

Ki Panut Darmoko

 

                                PANUT DARMOKO, KI. 

 

Lahir di Nganjuk, 10 September 1931. Nama lengkapnya H. Panut Sosrodarmoko, sering dipanggil dengan sebutan Ki Panut Darmoko. Seorang dalang Wayang Kulit Purwa yang pernah terkenal di tahun 1960-an sampai 1990-an. Pernah mengenyam pendidikan di Konservatori Karawitan Indonesia Surakarta, selain mengikuti kursus pedalangan HBS dan Kursus Pedalangan Pamardi Putri.
Ia merupakan salah satu dari beberapa dalang yang pernah ditugasi mendalang di Istana Negara Jakarta atau Istana Bogor, pada masa pemerintahan Presiden Sukarno. Dalang lainnya yang juga mendapatkan kehormatan tampil di Istana negara adalah dalang-dalang pilihan pada jamannya. Tidak banyak dalang yang mendapat kesempatan itu, beberapa dalang terkenal yang lain di antaranya adalah Ki Gita Sewaka, Ki Nyatacarita dan Ki Pujasumarta dan Ir. Sri Mulyono.
Ki Panut Darmoko yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Belajar memdalang pertama kali pada ayahnya sendiri. Ketika itu usianya 16 tahun. Mulai berani tampil di muka umum sejak tahun 1948. Sebagai dalang ia pernah mendalang di Washington DC, Amerika Serikat, London, Paris, Bangkok (1980), juga di Dakka, Pakistan Timur (kini Bangladesh – 1956), Australia (1983, 1985), Noumea, New Caledonia (1990)
Di samping mendalang, Ki Panut Darmoko juga berprofesi seorang guru. Beliau pensiun sebagai Guru SPG Negeri Nganjuk.
Atas jasa-jasanya mengembangkan dunia pewayangan, pada tahun 1981 Panut Sosrodarmoko mendapat anugerah Hadiah Seni. Karena pengabdiannya di bidang seni pedalangan, beliau mendapat anugerah dari Keraton Surakarta, Hadiah dari Hamengku Buwana X, mendapat sebutan sebagai abdi dalem keraton dengan pangkat KRT…………??
Sepanjang kariernya sebagai seorang dalang, pengalamannya yang paling menarik adalah ketika mendapatkan kesempatan mendalang di Istana Bogor pada tahun 1966 dan mendalang di Istana Negara tada tahun 1973, 1975 dan 1978.
Ki Panut dikenal piawai dalam menggarap catur dan dramatisasi dalam adegan-adegan. Sebagai seorang dalang beliau memfavoritkan beberapa dalang pendahulu, di antaranya adalah Ki Pujosumarto, Ki Nyoto Carito, Ki Harjocarito, Ki Nartisabda ki Amat Cremodisono dll. Dalam meniti kesuksesan dalam berkarya, beliau berpendapat bahwa seorang dalang harus bisa mengikuti situasi dan kondisi serta berpedoman Trikarsa: Melestarikan, mengembangkan dan mengagungkan wayang.
Beberapa kreasi karya gending yang pernah beliau garap adalah: Majemuk Winangun, Ldr. Dwirodometo Winangun, Ldr. Manyarsewu Winangun, Lelagon Nganjuk Mranani dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar