PETRUK JADI RATU
Cerita ini cerita lucu, untuk melepaskan ketegangan pikiran, perasaan je mu, jenuh atau apapun nama istilahnya.
Seperti
Grup Wayang Orang, yang pernah bermukim di kotaku sampai beberapa
bulan, setelah menampilkan lakon lakon berat seperti Bharata yudha,
sekali tempo akan memainkan lakon yang bersifat humor, misalnya Petruk
jadi ratu, atau mungkin Semar mantu, atau Talirasa, Rasatali, po koknya
yang bersifat menghibur.
Kali
ini cerita yang kami pilih adalah Petruk jadi ratu. Cerita ini dari
ayah saya yang nonton cerita wayang ini pada tahun 60 an jadi sudah 50
tahunan, Carita ini termasuk sudah tua sekali
Dengan
berbekal Janus Kalimasada, Petruk bermaksud mencari keberun tungan.
Sesuai dengan petunjuk ayahnya Rama Gandarwa, Jin Sulandana Petruk
menuju Keajaan jin, yang bernama Lojitengara. Kerajaan kecil te nang,
aman makmur, sejahtera bahagia.
Di
Istana Lojitengara, Prabu Jayakiswara, masih mengadakan persida ngan
lengkap. Hadir pada persidangan tesebut, Patih Jayasaksara, Adipati
Kurindramurca, dan para bupati serta para nayaka praja.
Tidak
antara lama kemudian, datanglah Petruk tergopoh gopoh Bermak sud
menemui rajanya. Patih Jayasaksara minta agar tamu nya sopan, ia harus
datang menyembah.
Petruk
tidak mau melakukannya. Ia menyampaikan maksud kedatang annya, akan
meminta negera Lojitengara. Permintaan Petruk itu, tentu sa ja tentu
saja membuat Prabu Jayakiswara dan para punggawa yang hadir disitu,
menjadi terkejut.
Petruk
tidak takut, ia malah menantang Prabu Jayakiswara. Akhirnya Pe truk
keluar dari Istana, di ikuti para punggawa Kerajaan. Di alun alun Pet
ruk dikerubut oleh pasukan Lojitengara. Petruk menjadi terdesak. Ia
ingat Jamus Kalimasada yang ada pada dirinya, diambilnya dan
ditunjukkannya pada musuhnya.
Ternyata
kesaktian Pusaka Jamus Kalimasada, sangat dahsyat. seluruh para
punggawa, dari perajurit sampai raja menjadi lumpuh. Akhirnya Pra bu
Jayakiswara mengaku kalah. Walaupun tidak satupun perajurit yang
tergores kulitnya, namun mereka semua menyerah.
Petruk pun diangkat menjadi raja Lojitengara. dan bergelar Prabu Dwel keduwelbreh.
Setelah
ada kesanggupan pihak raja Lojitengara, mau menyerahkan kera jaan
Lojitengara, maka mereka pulih kembali, mereka tidak lumpuh lagi.
Petruk
tahu rencana yang akan dilakukan Prabu Jayakiswara, yaitu ingin
menaklukkan negeri negeri besar, seperti Astina dan Indraprasta.
Bagi
Prabu Dwelkeduwelbreh, rencana Prabu Jayakiswara, juga sama de ngan
rencana Prabu Dwelkeduwelbreh. juga ingin mengalahkan kerajaa an Astina
dan Indraprasta.
Ia
memang ingin menyerang ke Negara Astina dan Indraprasta, untuk bisa
membuka hati. para bendoro di Astina maupun di Indraprasta,agar mereka
supaya tidak menyianyiakan pada abdi dalemnya, atau pembantu nya.
Syukurlah kalau para bendoro, sekali sekali memberikan hadiah atau
penghargaan, pada para abi dalemnya.
Prabu Dwelkduwelbreh, ingin mengalahkan Astina, yang nantinya akan diberikan pada Pandawa.
Prabu
Dwelkeduwelbreh memerintahkan pasukan Kerajaan Lojitengara berangkat
menyerang Astina. Di Astina, pasukan Astina, dengan mudah dapat di
tundukkan.
Tidak
membutuhkan waktu yang lama, para Kurawa satu persatu ditak lukkannya.
Dari Aswatama, Dursasana, Sengkuni, Durna dan Prabu Suyudana menjadi
tawanan perang Prabu Dwelkeduelbreh pada Pasukan Prabu Dwelkeduwelbreh.
Seluruh para Kurawa dimasukkan ke dalam penjara.
Prabu
Dwelkeduwelbreh juga menyerang Kerajaan Pandawa.Tanpa ber perang, Prabu
Dwelkeduwelbreh mengalahkan para perajurit Indraprasta Werkudara
menjadi marah kini menghampiri Prabu Dwelkeduwelbreh.
Prabu Dwelkeduwelbreh :He, Werkudara namamu siapa?
Werkudara :Dah tahu pijer tanya.
Prabu Dwelkeduwelbreh :menyerahlah kamu.
Werkudara :Ini gada Rujakpala , terimalah.
Prabu Dwelkeduwelbreh; Werkudara, kamu mau mukul aku dengan gada Rujakpala, La kiting tanganmu.
Werkudara. Waduh, tanganku jadi kiting tenan, aku tidak kuat ngangkat gada.
Prabu Dwelkeduwelbreh “Werkudara duduko,yo.
Werkudara :Yah, aku ternyata bisa duduk, Aku minta disembuhkan tanganku biar sembuh.
Prabu Dwelkeduwelbreh: Menyerah kan? Kalau nyerah harus mau manut sama aku, mau enggak?,
Werkudara :Mau, aku mau disuruh apa. Aku mau.
Prabu Dwelkeduwelbreh :Werkudara, kamu tak suruh nyangkuli semua tanah yang ada di sekitar Istana, tidak ada yang boleh keliwat Kalau sudah dicangkuli, terus di tanami dengan tanaman pangan seperti ketela pohung, sama ketela dan jagung, mau nggak.
Werkudara ;Ya, saya siap.
Prabu Dwelkeduwelbreh: Ini lagi ! , ada satriya bagus, tapi kok klemar klemer, Arjuna, Siapa namamu.
Arjuna : Ya, sudah tahu kok tanya.
Prabu Dwelkeduwelbreh: Sudah sana pergi Arjuna, jangan ganggu aku.
Arjuna : Kamulah yang harus pergi Prabu Dwelkeduwelbreh. Terimalah Iini pusakaku, panah Sarotama, rasakanlah.
Prabu Dwelkeduwelbreh: Arjuna, kamu mau manah aku?Kamu sakojur gatelen, Arjuna!!!
Arjuna: Yah, kok jadi gatel tenan awakku. Aku menyerah,
Prabu Dwelkeduwelbreh: Arjuna, kamu mbantu kakangmu Werkudara, nanam nanam.
Demikianlah semua Pandawa dapat ditundukkan oleh Prabu Dwelkedu welbreh. Semua mendapatkan tugas yang aneh aneh. Puntadewa menda pat tugas mencabuti tanaman bunga, semua taman dibongkar menjadi persawahan.
Nakula ditugaskan memelihara kambing, Sade wa memelihara sapi dan kerbau. Sedangkan Antareja dan Antasena, disuruh memelihata ikan dikolam.Gatutkaca dan Abimanyu disuruh angon bebek.
Nakula ditugaskan memelihara kambing, Sade wa memelihara sapi dan kerbau. Sedangkan Antareja dan Antasena, disuruh memelihata ikan dikolam.Gatutkaca dan Abimanyu disuruh angon bebek.
Beberapa
hari ini, Prabu Dwelkeduwelbreh sudah merasa betah tinggal di istana
Indraprasta.Tetapi Prabu Duelkeduwelbreh tidak bersedia
duduk disinggasana, ia minta duduk di bangku dingklik saja.Yang lebih
aneh lagi Prabu Dwelkeduelbreh minta tidur di bekas kandang kerbau.
Para Pandawa berpikir, ini ada orang gila. Kok saktinya bukan main. kelakuan Prabu Duelkeduwelbreh, yang kacokan, dengan meme rintahkan para Pandawa olah tani.
Para Pandawa berpikir, ini ada orang gila. Kok saktinya bukan main. kelakuan Prabu Duelkeduwelbreh, yang kacokan, dengan meme rintahkan para Pandawa olah tani.
Namun sebegitu anehnya Prabu Dwelkeduwelbreh, ternyata hasilnya secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan rak yat Indraprasta.Sungguh ajaib.
Dalam waktu singkat rakyat Indraprasta mengalami kemakmuran yang begitu pesat. Pertanian, peternakan, perikanan maju pesat. Rupanya rak yat merasa senang dengan pertanian dan peternakan serta perikanan per contohan yang dilakukan oleh para kesatria Pandawa, dari itulah rakyat memanfaatkan tanah kosong yang ada di halaman rumahnya.
Para
Pandawa ikut senang semua hasil yang dicapai dari jerih payahnya, yang
semuanya akibat tindakan Prabu Duelkeduelbreh yang agak kurang ajar.
Para Pandawa pun masih bisa memuji Prabu Dwelkeduwelbreh, yang berhasil memakmurkan rakyatnya..
Para Pandawa pun masih bisa memuji Prabu Dwelkeduwelbreh, yang berhasil memakmurkan rakyatnya..
Pada suatu
malam, ketika para penghni Istana Indraprasta tertidur deng an lelap,
bagaikan tekena aji Panyirepan, Muncullah makhluk penyusup. Mereka
seorang dewa buruk rupa, seorang anak jin, dan seorang yang tecipta dari
bayangan orang. Tak lain. Semar, Gareng dan Bagong, yang memasuki
istana, yang taklain bapak dan saudara saudara Petruk. Mere ka duta
raja Dwarawati. Yang mencoba membebaskan adik adiknya, Para Pandawa dari pengaruh Prabu Dwelkeduwelbreh.
Mereka
memasuki setiap kamar, rupanya sedang mencari Prabu Dwelke duwebreh.
Namun semua kamar tidak diketemukan. Akhirnya mereka ke belakang istana,
Dibelakang terdapat kandang kerbau ada kandang kambing, juga kandang
kuda. Mereka melihat sebuah kandang kerbau, kelihatan terang. Karena ada
oncor di luar pagar.
Mereka
dengn hati hati membuka pintu kandang, mereka mendekati seseorang yang
sedang tidur mendengkur,Mereka berbisik : Kurang ajar, ternyata Petruk.
Semar
dengan mata batinnya menemukan Jamus Kalimusada. Jamus Kalimasada
langsung disaimpan dalam kuncung Semar. Setelah berhasil mengambil Jamus
Kalimusada, Mereka menggunakan aji Panglimunan, pergilah mereka, tanpa
ada orang seorang pun dapat melihat.
Keseokan
harinya Prabu Dwelkeduwelbreh, mengadakan pisowanan agung, dihadiri
segenap Pandawa serta para putra dan para sentana praja. Hadir pula
Prabu Kresna.
Rabu
Dwelkeduelbreh memberitahukan, kalau negeri Astina telah ditaklukkan,
tinggal Pandawa mau apa tidak, tinggal menduduki Astima Prabu
Kresna meminta kepada Prabu Dwelkeduwelbreh agar para Kurawa
dibnebaskan. Karena Baratayudha, sudah menjadi jangkauan para dewa,
Perang Bharatayuda harus terjadi, karena sudah tersurat dan tersirat
dalam Kitab Jitabsara. Prabu Dwelkwduelbreh.
Belim
lama berembug datanglah Semar, Gareng, dan Bagong, Melihat kedatangan
mereka Prabu Dwelkeduelbreh.menjadi marah marah, kok ada orang jelek
datang ke sini mau apa.
Prabu Duwelkeduwelbreh : kamu orang orang jelek, gedibal ping pitulikur, mau apa datang kesini.
Semar : Prabu Dwelkeduwelbreh, baiknya kamu menyerah sasja, agar kamu kepenak. Kalau tidak mau, oh, kamu akan mati kaku.
Prabu Duelkeduwelbreh: Ayo, tak layani, minta berapa hari, ayo tanding dengan Prabu Dwelkeduwelbreh.
Terjadilah perkelahian yang cukup sengit. Prabu Dwelkeduwelbreh
merasa
lemas tak berdaya. Bagong membekap Prabu Dwelkeduwelbreh dari
belakang, dan Gareng menggelitiki Prabu Dwelkeduwelbreh hingga geli,
segeli gelinya. Prabu Dwelkeduwelbreh berteriak sambil nga kak, min ta
jangan digelitik lagi.
Sedangkan
Semar melucuti pakaian, dari kalung robyong, cincin 24 karat
dihidungnya. Sampai sepatu berlapis emas Prabu Dwelkeuwelbreh. Tinggal
mahkota raja yang bekum dicopot. Setelah mahkota raja dicopot, ya
kelihatan kucir Petruknya.
Gareng:
gene, jebulane kamu Truk, sama sama kere saja kok menghina, kita sama
sama gedibalnya. Sama sama kerenya, jangan saling menghina.
Semar : Gareng,sudahlah sendau guraunya, ayo kita hadapkan si Dwel dwel ini pada bendoromu.
Semar : Petruk,minta maaflah pada saudara saudaranya dan para bendoromu.
Para bendoro dan para punakawan saling minta maaf. Para Bendoro maklum, karena selama ini mereka juga merasa kurang memberi perhatian pada para abdi.
Semar menyerahkan kembali Pusaka Jamus Kalimasada kepada Prabu Puntadewa.Semar menasehati, jangan sampai pusaka itu dicuri lagi,
Sementara
itu diluar Istana Indraprasta, Pasukan Lojitengara tidak merelakan
rajanya, Prabu Dwelgeduwelbreh menjadi bulan bulanan orang orang
Indraprasta.
Prabu
Kresna minta Arjuna, Werkudara serta para putera Pandawa mengembalkan
Perajurit Lojitengara ke negeri asalnya. Werkudara ambil gada
Rauhjakpala. Rujakpala “diontang antingke” sehimgga terlihat me
nakutkan. Prabu Jayakiswara merasa kalah dengan Werkudara. Arju na juga
mendesak Patih Jayasaksara dan Adipati Kurendramurca agar bisa
meninggalkan Indraprasta.
Sedangkan
para putera Pandawa menyerang para perajurit Lojitengara yang juga
tangguh. Akhirnya pasukan Lojitengara pun merasa tidak kuat melawan
Pandawa, dan merekapun pulang kenegerinya, Lojitengara.
Catatan kecil ; mengingat cerita itu sudah terlalu lama, dan tidak begitu ingat lagi, maka nama raja, patih dan adipati Kerajaan Lojitengara, direkareka
sendiri, Kalau ada para pecinta wayang yang mengetahui, mohon
dikoreksi. Nama kerajaan Lojitengara dalam lakon Petruk Jadi Ratu, ada
juga yang menyebut Ngrancangkencana. Memang biasanya cerita cerita
carangan suka memakai nama negeri Ngrancangkencana atau Rancangkencana,
dst. Mohon maaf dan teri ma kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar