Rama Tundung
Raja
Ayodyapala Prabu Banaputra dan Permaisurinya, Dewi Barawati puteri
Prabu Banawa, memiliki seorang puteri bernama Dewi Ragu, atau Dewi
Kausalya atau disebut juga dewi Sukasalya. Ia seorang gadis yang
cantik jelita. Bahkan oleh Prabu Dasamuka, Dewi Kausalya dianggap
sebagai titisan Dewi Widowati. Sudah banyak para raja dan para satria
melamar Dewi Kausalya untuk dijadikan istri atau permaisurinya. Namun
Prabu Banaputra belum berani menentukan pilihan, raja atau satria mana
yang menjadi pilihannya. Karena dewi Kausalya sedang sakit.Prabu
Banaputra kemudian mengumumkan sayembara, siapa saja yang dapat
menyembuhkan sakit Dewi Kausalya akan menjadi jodohnya.Namun tidak
satupun raja atau satria yang mengikuti sayembara bisa menyembuhkan
penyakitnya. Sampai akhirnya datang seorang Resi, bernama Resi
Rawatmaja, dari pertapaan Puncakmolah datang untuk menyembuhkan. Resi
Rawatmaja seorang Brahmacari, ia bukan peserta sayembara, ia hanya ingin
menolong saja. Resi Rawatmaja, dengan Cupu Manik Astagina yang
dimilikinya. Berupaya untuk mengobatinya. Pusaka Cupu Manik Astagina
didalamnya terdapat air mujarab yang bernama tirta Mayamahadi. Dengan
tirta Mayamahadi dari Cupu Manik Astagina ini Resi Rawatmaja, berhasil
menyembuhkan Dewi Kausalya.Resi Rawatmaja menolak membawa Dewi Kausalya
menjadi istrinya, namun Prabu Banaputra maupun Dewi Kausalya sendiri,
mengharap agar Resi Rawatmaja membawanya ke pertapan Puncakmolah. Sudah
menjadi ketentuan sayembara, siapa yang memenangkan sayembara, maka akan
mendapatkan Dewi Kausalya.Karena sudah keputusan raja dan Dewi Kausalya
sendiri, maka Resi Rawatmaja membawanya pulang kepertapaannya. Sesam
pai di pertapaan Puncakmolah, Resi Rawatmaja, mengatakan pada Dewi
Kausalya, bahwa ia bu kan jodohnya, karena ia seorang brahmacari,
sedangkan jodoh Dewi Kausalya sebenarnya adalah Dasarata, seorang pemuda
yang kini tinggal dalam pertapaan Resi Yogiswara di Pertapan Dan daka.
Sementara
itu Prabu Dasamuka menjadi murka, ketika ia datang ke Kerajaan Ayodya,
sayembara telah usai. Keraton Ayodya di hancurkan. Sedang Prabu
Banaputra tidak luput dari amukannya, ia dibunuhnya. Belum puas
menghancurkan istana Ayodya dan membunuh rajanya, Dasamuka memburu Dewi
Kausalya ke Pertapan Puncakmolah. Resi Rawatmaja pun di bunuhnya.
Sementara itu Sempati, burung garuda sahabat Dasarata, segera
menyelamatkan Dewi Kausalya pergi meninggalkan pertapan Puncakmolah
menuju Pertapan Dandaka, ketempat Dasarata tinggal bersama Resi
Yogiswara. Sesampai di pertapan Dandaka, Dewi Kausalya berjumpa dengan
pemuda bernama Dasarata. Oleh Resi Yogiswara, keduanya di kawinkan
sesuai dengan pesan Resi Rawatmaja.
Sebagai
pewaris tunggal Dewi Kausalya, meminta suaminya Dasarata, untuk kembali
ke Ayodya, yang kini tinggal puing puing saja. Setelah merenovasi
istana yang tadinya hancur, maka Istana Ayodya kelihatan lebih megah
dari sebelumnya. Dewi Kausalya mengangkat Dasarata, menjadi raja
Ayodyapala.
Prabu
Dasarata merasa cemas, setelah Dewi Kausalya menjadi istrinya, belum
juga berputera. Maka untuk beberapa lama, ia meninggalkan Ayodyapala
untuk mencari seorang gadis yang bisa memberinya keturunan. Perjalanan
Prabu Dasarata, sudah sampai di Kerajaan Padnapura.Tiba tiba saja ia
dikejutkan dengan suara lantang dari langit. Ternyata Prabu Dasamuka
berteriak teriak agar Prabu Dasarata menyerahkan Dewi Kausalya kepada
Prabu Dasamuka. Terjadilah perkelahian antara Prabu Dasamuka dan Prabu
Dasarata. Perkelahian yang tidak seimbang. Tubuh Prabu Dasarata babak
belur di hajar Prabu Dasamuka. Prabu Dasarata tidak kuat menahan
serangan Prabu Dasamuka. Prabu Dasarata berkelit dan menyelamatkan diri
dari serangan Prabu Dasamuka. Prabu Dasamuka terus memburu Prabu
Dasarata. Prabu Dasarata terus berlari. Tiba tiba Prabu Dasarata bertemu
dengan seorang gadis cantik. Gadis itu meminta Prabu Dasarata lari dan
bersembunyi kedalam semak semak didekatnya.. Sang gadis yang ternyata
Dewi Kekayi, terus mencegat Prabu Dasamuka. Dirayunya Prabu Dasamuka.
Kemarahan Prabu Dasamuka menjadi redam, ketika bertemu dengan Dewi
Kekayi. Dewi Kekayi terus merayu, dan mengataaaaakan bahwa ia tidak
keberatan andaikata ia diperistri Prabu Dasamuka.Karena Prabu Dasamuka,
seorang raja yang tampan dan kaya, lagi pula Dewi Kekayi lebih cantik
daripada Dewi Kausalya. Sebaiknya Prabu Dasamuka sadar, kalau gadis
cantik seukuran Dewi Kausalya terlalu banyak terdapat di negeri ini.
Untuk itu Prabu Dasamuka, agar membatalkan keinginannya untuk
memperistri Dewi Kausalya. Entah ilmu apa yang di miliki Dewi Kekayi,
tiba tiba saja Prabu Dasamuka menjadi tidak semangat lagi mencari Dewi
Kausalya.Prabu Dasamukapun, bagai tersihir, meninggalkan Dewi Kekayi.
Dewi Kekayi,
adalah puteri Prabu Samresi, yang dibesarkan oleh Prabu Kekaya raja
Padnapura. Prabu Samresi terbunuh oleh Rama Bargawa. Sedangkan puterinya
yang masih bayi diungsikan oleh seorang abdi setia, bernama Emban
Matana ke negara Padnapura. Bayi itu kemudian dibesarkan oleh Prabu
Kekaya, Raja negara Padnapura, dan bayi itu diberi nama Dewi Kekayi.
Setelah
Prabu Dasamuka pergi, Prabu Dasarata keluar dari persembunyiannya, dan
menghampiri gadis yang telah menolongnya. Prabu Dasarata berkenalan
dengan Dewi Kekayi, dan sekaligus menyatakan rasa cintanya pada Dewi
Kekayi. Dimintanya Dewi Kekayi menjadi istrinya.
Dewi
Kekayi yang telah menolong Prabu Dasarata, menjadi angkuh. Dewi Kekayi
bersedia menjadi istri Prabu Dasarata, asal puteranya, kelak menjadi
raja di Ayodyapala, dan apabila permaisuri mempunyai anak, maka anaknya
harus meninggalkan istana Ayodyapala selama 13 tahun. Tanpa berpikir
panjang lagi Prabu Dasarata mentetujui semua permintaan Dewi Kekayi.
Akhirnya Prabu Dasarata membawa istrinya, Dewi Kekayi ke istana Ayodya.
Beberapa
bulan kemudian, dengan kebesaran Dewata, Dewi Kausalya ternyata hamil
juga, dan beberapa bulan kemudian, disusul pula oleh Dewi Kekayi. Raja
bersukacita, ketika mengetahui kehamilan kedua istrinya.
Akhirnya
Dewi Kausalya melahirkan seorang putera, bernama Rama. Rama juga
mempunyai banyak nama sebutan atau dasanama, Rama Regawa, Ramabadra,
Rama Wijaya dan masih banyak sebutan nama untuk Rama.
Beberapa bulan kemudian Dewi Kekayi melahirkan seorang Putera bernama Barata.
Sedangkan
istri ketiga Prabu Dasarata, bernama Dewi Sumitra atau Dewi Priti. Dewi
Sumitra adalah puteri Prabu Ruryana raja Negara Mahespati. Sedangkan
Prabu Ruryana adalah putera Prabu Arjuna Sasrabahu. Jadi Dewi Sumitra
ada lah cucu Prabu Arjuna Sasrabahu dengan Dewi Citrawati Dewi Sumitra
juga melahirkan, dua orang putera, Laksmana dan Satrugna.
Prabu
Dasarata dan ketiga istrinya serta para puteranya hidup bahagia. Dalam
satu kelu arga besar. Janji Prabu Dasarata kepada Dewi Kekayi yang
pernah terjadi pada masa lam pau, seolah olah sudah terkubur dan
terlupakan, baik oleh Prabu Dasarata maupun Dewi Kekayi.Mereka hidup
bahagia. Lagi pula keempat putera raja, kelihatan akur, hidup ru kun,
bagaikan saudara sekandung. Mereka saling perhatian dan saling tolong
menolong.
Beberapa
tahun kemudian para putera raja sudah menginjak dewasa. Mereka berparas
tampan dan memikat hati bagi siapapun yang memandang.
Pada
suatu hari, terdengar kabar, bahwa negeri Mantili mengadakan sayembara.
Sayembara ditujukan kepada para raja dan kesatria untuk mengikuti
sayembara menarik Gendewa hingga patah.Bagi para kesatria maupun para
raja yang bisa mengangkat gendewa pusaka dan menarik tali busurnya
hingga patah, akan mendapatkan Puteri Kerajaan Mantili yang bernama
Dewi Sinta. Dewi Sinta puteri cantik jelita, puteri Prabu Janaka dari
Negeri Mantili.
Sebenarnya
Dewi Sinta adalah puteri Prabu Dasamuka yang dibuang oleh adik Prabu
Dasamuka, yaitu Wibisana. Puteri yang baru lahir dari Ibunya yang
bernama Dewi Tari, dibuang karena bayi perempuan itu titisan Dewi
Widowati. Prabu Dasamuka tergila gila pada titisan Dewi Widawati, sejak
Dewi Citrawati istri Prabu Arjuna Sasrabahu, kemudian Dewi Kausalya,dan
kini titisan Widowati adalah anak Prabu Dasamuka sendiri.
Karena
khawatir Prabu Dasamuka akan mengawini anaknya sendiri, maka Wibisana
melarung (menghanyutkan) anak yang baru dilahirkan itu dengan suatu
wadah yang cukup untuk seorang bayi) ke tepi sungai Gangga. Bayi itu
terbawa arus, dan berhenti tepat dibelakang istana Mantili. Oleh
permaisuri Prabu Janaka, anak yang baru ditemukan itu diangkat menjadi
puteri raja. Mereka belum berputera sehingga Permaisuri dan Prabu Janaka
sangat menyayangi puteri bagaikan anak sendiri,
Wibisana
kemudian men ciptakan seorang bayi laki-laki dari mega. Anak pengganti
bayi yang dibuang, oleh Wibisana diberi nama Megananda, sedangkan Prabu
Dasamuka memberi nama Indrajid. Prabu Dasamuka marah ketika melihat
anaknya seorang laki laki. Karena Dewa pernah berjanji akan memberikan
seorang anak perempuan titisan Widowati
Sementara
itu Para kesatria dari penjuru negeripun berdatangan, termasuk juga
Rama, Kesatria dari Ayodya. Adik adik Rama, mendukung kakaknya, Rama
mengikuti Sayem bara. Adik adiknya mengantarkan kakaknya, Rama pergi ke
Mantili guna mengikuti Sayembara. Para Kesatria telah berkumpul dan
sayembara pun dimulai, namun mereka tidak satupun bisa mengangkat
Gendewa pusaka. Rama memilih kesempatan paling akhir. Rama kemudian maju
mencoba mengangkat Gendewa pusaka.
Rama
ternyata dengan mudah mengangkatnya, dan menarik busurnya hingga Gen
dewanya patah. Rakyat Mantili bersorak kegirangan. Akhirnya sayembara
resmi dime nangkan Rama. Rama dengan Dewi Sinta, menjadi sepasang
pengantin yang serasi, mere ka bagai Dewa Kamajaya dan Dewi Ratih turun
ngejawantah. Yang laki laki tampan dan yang perempuan cantik jelita.
.Mereka kelihatan bahagia.Selesai acara perkawinan, Dewi Sinta berangkat
ke Ayodya mengikuti Rama kembali ke Ayodya, dengan kereta kencana
Kerajaan Mantili. Sementara adik adiknya mengawal dengan naik kuda,
mereka kelihatan gagah perkasa..
Di
dalam perjalanan pulang ke Ayodya, tiba-tiba mereka dihadang seorang
Resi yang tinggi besar dengan membawa sebuah kapak besar pula. Ia
bernama Resi Rama Bargawa. Ia sudah lama mengharapkan kematian dirinya.
Karena dia merasa sudah tidak ada gunanya hidup di dunia, karena
kehidupannya penuh dengan kekecewaan. Untuk mencari jalan mati saja, ia
telah membunuh banyak orang. Karena orang yang diminta membunuh dirinya,
tidak mau melakukan, sehingga Resi Rama Bargawa membunuhnya.Korban yang
terbunuh oleh Rama Bargawa ter masuk pula Prabu Arjuna Sasrabahu.
Namun
Rama pun tidak bersedia membunuhnya. Tiba tiba saja, Rama Bargawa,
menyerang Rama dengan kapak besarnya, mengamuk membabi buta. Rama
mengkhawatirkan keselamatan Dewi Sinta dan adik-adiknya. Akhirnya dengan
terpaksa Rama memanah Rama Bargawa. Sebelum meninggal Rama Bargawa
berterimakasih kepada Rama, karena Rama telah menghentikan kesedihan
yang dialaminya.
Kedatangan
Rama beserta Dewi Sinta dielu elukan rakyat Ayodya.Rakyat terkesima
melihat kedua pengantin yang nampak serasi. Ia disambut Ramandanya,
Prabu Dasarata dan Para Ibundanya.
Prabu Dasarata, mengeluarkan pernyataan bahwa besok pagi akan
mengangkat Rama menjadi raja, menggantikan Prabu Dasarata yang akan
lengser keprabon. Rakyat Ayodya menyambut gembira. Mereka bersorak
kegirangan.
Namun
keinginan Prabu Dasarata tinggal impian. Ketika pada malam harinya Dewi
Kekayi kedatangan Emban Matana dari Kerajaan Padnapura, mengingatkan
janji Prabu Dasarata pada Dewi Kejayi. Sebenarnya Dewi Kekayi sudah
tidak mmengharapkan lagi dan sudah merelakan kedudukan pengganti raja
diserahkan kepada Rama, karena Dewi Kausalya adalah pewaris tahta, ia
anak Prabu Banarata. Namun dengan bujuk rayu emban Matana, termakan juga
hati Dewi Kekayi. Malam itu juga mendatangi Prabu Dasarata, Dewi Kekayi
mengingatkan Prabu Dasarata tentang janji Prabu Dasarata pada Dewi
Kekayi. Dewi Kekayi adalah istri kedua Prabu Dasarata, yang pernah yang
menolong Prabu Dasarata dari kejaran Prabu Dasamuka. Dewi Kekayi besedia
menjadi isteri Prabu Dasarata dengan syarat kelak anaknya yang menjadi
raja Ayodya menggantikan Prabu Dasarata, dan anak permaisuri harus
menjalani hukuman buang ke hutan Dandaka selama 13 tahun. Mungkin
karena Prabu Dasarata sedang terluka parah, pada waktu itu,dan masih
membutuhkan pertolongan Dewi Kekayi, terpaksa mengiyakan semua
permintaan Dewi Kekayi.
Namun
Prabu Dasarata telah melupakannya, sehingga Prabu Dasarata tanpa sadar
mau mengangkat Rama menjadi raja. Prabu Dasarata baru teringat janji
itu, setelah Dewi Kekayi mengingatkannya. Prabu Dasarata kecewa.Prabu
Dasarata, mengingat bahwa ia sebenarnya bukan raja yang sebenarnya,
karena Kerajaan Ayodya adalah milik Dewi Kausalya sebagai pewaris tahta.
Sudah semestinya anak Dewi Kausalya, Rama yang akan meneruskan tahta
kerajaan Ayodya, sebagai pewaris tahta dari Ibunya, Dewi Kausalya. Prabu
Dasarata hancur hatinya mendengar kata kata Dewi Kekayi yang banyak
tuntutannya. Namun janji adalah janji, yang harus ditepati, walaupun
berat bagi dirinya, maupun bagi Dewi Kausalya dan Rama
tentunya.Sedangkan Dewi Kausalya tentu akan mengalami penderitaan batin
yang sedemikian mendalam.Tetapi Prabu Dasarata percaya, rasa
penyesalan Dewi Kausalya yang sedemikian besar itu tidak akan pernah
keluar dari lesannya nya maupun dari bahasa tubuhnya. Dewi Kausalya
adalah istri Prabu Dasarata yang paling baik, yang tidak pernah
memperlihatkan kesombongannya sebagai pewaris tahta, ia selalu
menampakkan kesetiaan sebagai seorang wanita biasa pada suaminya.
Dengan
berat hati Prabu Dasarata memanggil Rama dan ibunya Dewi Kausalya.
Diberi tahukan apa sebenarnya yang terjadi. Memang sangat benar
perkiraan Prabu Dasarata pada Dewi Kausalya, istrinya, yang setelah
mendengar kata kata suaminya,Dewi Kausalya tidak mengatakan sepatah
katapun. Ia kelihatan menahan beban penderitaan batin yang sedemikian
besarnya. Namun ketika ia bicara, tutur katanya masih halus dan tidak
menmpakkan kekecewannnya. Ia tetap menampakkan kesetiaan sebagaimana
seorang wanita biasa pada suaminya.Dan ia tidak menampakkan sebagai
seorang pewaris tahta kerajaan. Ia hanya mengatakan, apa yang baik bagi
Prabu Dasaaarata, baik juga pada Dewi Kausalya.
Demi
ayahnda prabu Dasarata dan rakyat Ayodya, Rama mengikhlaskan semuanya
dan ia ingin segera melaksanakan hukuman buang ke hutan Dandaka.
Pada
keesokan harinya, Rama dan Sinta menang galkan semua pakaian kerajaan,
dipakainya pakaian orang sudra. Barata, Laksmana dan Satrugna ingin
mengikuti kepergian Rama ke hutan Dandaka. Tetapi Rama hanya membolehkan
seorang saja, yaitu Laksmana. Barata dan Satrugna menangisi kepergian
kakaknya. Rama menghibur kepada kedua adiknya, agar mengikhlaskan
kepergian mereka. Kedua adiknya masih sangat dibutuhkan untuk menjaga
ayah Prabu dan para ibu semua.Rama menitipkan Ayah dan Ibunya Dewi
Kausalya, ibu Kekayi dan ibu Sumitra kepada Barata dan Satrugna.
Sepeninggal
Rama, Prabu Dasarata jatuh sakit, tiada satu tabibpun sanggup mengo
batinya. Setelah beberapa hari menderita sakit, Prabu Dasarata meninggal
dunia. Barata menyesali tindakan ibunya.Lagi pula sejak dulu Barata
telah menolak permintaan ibunya agar ia menjadi raja.
Akhirnya
Dewi Kekayi sadar, dan minta kepada Barata dan Satrugna menjemput Rama,
Sinta dan Laksmana agar kembali ke Ayodya. Rama akan segera dinobatkan
menjadi Raja menggantikan ayahnya.
Barata
dan Satrugna, adik kandung Laksmana segera menuju hutan Dandaka menemui
Rama. Sesampai di hutan Dandaka, mereka berdua bertemu dengn Rama,
Sinta dan Laksmana. Barata dan Satrugna menyampaikan maksud
kedatangannya. Disamping memberikan kabar, meninggalnya ayahanda Prabu
Dasarata, juga untuk menjemput kakaknya, Rama, Sinta dan
Laksamana.Karena Rama akan segera di nobatkan menjadi raja Ayodyapala.
Namun Rama menolak pulang ke Ayodya, karena itu semua sudah menjadi
kehendak Dewa, kalau Rama memang harus menjalani pengasingan. Barata dan
Satrugna menangis dihadapan Rama dan Laksmana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar