Jumat, 06 Juni 2014

Sesaji Rajasuya

sesaji raja sunya
bima dan jarasanda, dibelakangnya kresna dan arjuna
                                          Sesaji Rajasuya
Setelah penobatan Puntadewa menjadi raja di Indraprasta, Prabu  Kresna menyarankan agar Prabu Puntadewa mengadakan sesaji Rajasuya. Pelaksanaan Sesaji Raja suya dan sesaji Aswameda, hampir sama  Sesaji Aswameda, adalah dengan melepas seekor kuda, yang di ikuti pasukan perang kerajaan. Semua wilayah yang dilalui kuda tersebut harus bergabung, Sedangkan sesaji Rajasuya tidak perlu dengan melepas  kuda,  cukup para perajurit .

Prabu Puntadewa, adalah seorang yang memiliki karisma Sebagai  raja agung, berbudi bawa laksana, adil paramarta, Prabu Punta dewa menginginkan Sesaji Rajasuya dengan damai tidak ada peperangan maupun pertempuran.

Prabu Puntadewa mendengar kabar, bahwa Raja Giribraja, Prabu Jarasanda berencana akan menyelenggarakan sesaji kala rodra, yaitu menaklukkan raja 100 negara, Raja raja yang  sudah takluk itu akan di penggal kepalanya untuk dipersembahkan kepada  Batara Kala, sebagai sesaji persembahan Kalarodra. Prabu Jarasanda kini telah  berhasil menawan 97 raja, tinggal mencari 3 raja lagi, yaitu Prabu Kresna, Prabu Baladewa dan Prabu Puntadewa. Prabu Puntadewa justru ingin membebaskan ke 97 raja  yang telah ditawan oleh Prabu Jarasanda, Sementara itu Prabu Kresna, juga telah mencermati keadaan ini. Prabu Kresna teringat, kepada paman Prabu Brehidata, Raja Magada yang pada waktu itu susah mendapatkan seorang keturunan. Prabu Brehidata,mengasingkan diri dalam hutan, kemudian mencari Resi Condakosika, seorang resi yang sakti.Kemudian ia nyantrik disitu. Prabu Brehidata melayani keperluan resi sehari hari. Resi Condakosika. Resi Condakosika merasa terharu, dan dan sebagai rasa terima kasih atas pelayanan yang tulus kepada dirinya, diberikannyalah pada Raja Brehidata, satu buah ajaib.  Karena Prabu Widarba, memiliki dua istri, maka kedua istrinya ingin mendapatkan buah itu. Mereka berebut tidak ada yang mengalah. Maka oleh Prabu Brehidata, buah ajaib itu dibelah menjadi dua. Masing masing istri mendapatkan separuh bagian. Betul,juga. Resi yang wasis itu, kedua istrinya telah hamil. Pada saat yang ditunggu tunggu pun datang. Saat melahirkan merekapun melahirkan, alanglah terkejutnya raja Brehidata dan kedua istrinya, mereka masing masing mendapatkan sebelah bayi. Mereka berkhitiar untuk mencari orang yang bisa menyempurnakan 2 bayi  yang masing masing berbasdan sebelah, (jw.sesigar) .Prabu Brehidata kembali mnemui Resi yang telah memberikan buah ajaib. Sang Resi  mempertanyakan, mengapa waktu memintanya, tidak mem beritahukan jumlah istrinya. kalau tahu, resi itu pasti akan memberikan sebuah lagi.  Kemudian Resi Condacosika bersemadi minta anugerah dewa, kedua bayi yang bentuknya masing masing sebelah, yang diembannya, ternyata dapat disempurnakan. Kedua bayi itu kini mejadi seorang bayi yang sempurna, dan diberilah nama Jarasanda, artinya yang telah dipersatukan

Para Pandawa telah memutuskan, bahwa mereka akan membebas kan raja raja yang menjadi tawanan Prabu Jarasanda.. Maka berangkatlah Prabu Puntadewa, Werkudara,Arjuna, Nakula dan Sadewa disertai Prabu Kresna.Sesampai di Griyabajra, Prabu Jarasanda merasa senang, ketika melihat Prabu Puntadewa dan Prabu Kresna telah hadir di Griyabajra.. Dianggapnya mereka telah menyerahkan diri, Para Pandawa tidak memperdulikan kata katanya. Prabu Puntadewa mengharap kepada raja raja yang menjadi tawanan Prabu Jarasanda, agar mau bergabung dengan Pandawa. Prabu Puntadewa akan menyelenggaraakan sesaji rajasunya. Prabu Jarasanda menjadi marah mendengar kata kata Prabu Puntadewa yang akan merebut 97 Raja dari Kerajaan Griyabajra. Para raja 97 negara, lebih suka mengikuti Sesaji Rajasuya yang akan dilaksanakan oleh Prabu Puntadewa.

Prabu Jarasanda menantang Pandawa, agar mereka menyerahkan Prabu Puntadewa dan Prabu Kresna untuk melengkapi jumlah raja yang akan dipancung. Werkudara menjadi marah. Terjadilah perke lahian diantara mereka. Prabu Jarasanda susah dikalahkan. Berkali kali Gada Rujakpala menghantam kepala Prabu Jarasanda, tetapi bagaikan tak dirasa. Werkudara mundur mendatangi Kresna. Kresna memberi tahu bahwa matinya Prabu Jarasanda harus disigar kembali. Werkudara kembali perkelahianpun terjadi, Werkudara segera menangkap kedua kaki Jarasanda, dan  menarik kaki kiri kekiri dan kaki kanan kekanan sehengga tubuh Jarasanda terbelah seperti waktu kelahirannya, dan tewaslah ia.

Setelah kematian Prabu Jarasanda, Para Pandawa bertindak. Seluruh raja yang diborgol, segera dilepaskan, Kini Para raja 97 negara, kembali ke negeri masing masing

Prabu Puntadewa kni melaksanakan sesaji rajasuya. Prabu Puntadewa memerintahkan Arjuna dan Werkudara dengan pasukan perajurit secukup nya pergi ke  berbagai negara. Usaha mereka ber hasil,  raja raja negeri yang pernah ditolong Pandawa semua menyanggupi akan hadir ke Istana Indraprasta pada saat yang telah ditetapkan oleh Prabu Puntadewa.

Pada hari yang telah ditentukan, datanglah tamu raja raja seratus negara. Prabu Puntadewa beserta keluarga Pandawa dan Prabu Kresna, telah  bersiap menerima kedatangan para tamu.Demikian pula raja Astina Prabu Suyudana  hadir ke Indraprasta.

Para raja raaja yang diundang sudah berdatangan. Untuk menyampaikan maksud dan tujuan Prabu Puntadewa mmengundang, maka diserahkannya kepada Prabu Kresna, Semua mendengarkan apa yang sedang diuraikan oleh Prabu Kresna. Tanpa diduga sebelumnya, salah satu raja yang hadir, tidak mau kalau yang memberikan arahan adalah Prabu Kresna.siapa lagi kalau bukan sekutu Prabu Jarasanda, yaitu Supala. Supala mengajak bersitegang dengan Prabu Kresna.

Supala sebenarnya masih saudara sepupu Prabu Kresna.Kelahiran Supala waktu masih bayi sudah menggemparkan dunia pewayang an.Supala adalah anak Prabu Darmagosa dan ibu Dewi Sutradewa raja Cedi. Sang Prabu Darmagosa , merasa ngeri melihat bayi yang baru dilahirkan, tidak normal seperti bayi yang lain. Supala di waktu lahir, ia memiliki 4 buah tangan dan bermata tiga. konon kata seorang resi yang sakti. Supala dapat disempurnakan oleh seseorang titisan Batara Wisnu.Namun Titisan Batara Wisnu tersebut disamping dapat menyempurnakan bayi Supala, ternyata orang itu pula  menjadi  penyebab kematian Supala..Prabu Darma gosa kemudian mengumpulkan seluruh Keluarga, Sanak saudara, para raja dan satria negara sekitar. Mereka telah hadir, termasuk juga Narayana

Waktu Narayana mengangkat bayi itu dari kandangnya, tiba tiba saja 2 tangan dan satu matanya lenyap begitu saja. Raja Cedi senang sekali, waktu itu, karena ia menjadi bayi yang normal, tetapi Prabu Darmogosa  juga sedih, karena orang yang dapat membunuh Supala juga yang telah menyempurnakan bayi itu. Sehingga Narayanalah nantinya yang akan membunuh bayi itu. Narayana hanya minta agar Supala jangan  sampai menghina dirinya  didepan orang banyak yang jumlahnya seratus lebih. Ini Upaya Narayana agar Supala bisa selamat, karena orang tak mungkin menghina  orang didepan orang banyak apalagi sampai 100 lebih.
Prabu Kresna sudah tidak tahan lagi mendengar ocehan Supala.Berkali kali Prabu Kresna meminta agar Supala diam, tetapi terus saja Supala menghina Prabu Kresna.  Prabu Kresna dalam kemarahannya tanpa disadarinya mengeluarkan senjata pusaka Cakra keluar tubuh nya dan mengenai Prabu Supala, tewaslah Prabu Supala. Prabu Kresna terkejut, ketika melihat Supala terbunuh dengan senjata cakra miliknya. Prabu Kresna minta maaf kepada para tamunya, karena ini sudah suratan dewata, bahwa Prabu Supala memang harus mati karena ulahnya.Dengan meninggalnya Supala, maka acara sesaji Rajasuya dimulai. Para Brahmana yang memimpin upacara sesaji Rajasuya, yang memberi restu penobatan Puntadewa menjadi Raja Indraprasta  Dengan harapan, mudah mudahan didalam lingkungan kerajaan 100 negara ini,menjadikan negara yang kuat, dan  rakyat rakyatnya dari keseratus negara ini, akan menjadi makmur, sejahtera, murah sandang dan pangan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar