Jumat, 06 Juni 2014

ABIMANYU KEREM

abimanyu
abimanyu

ABIMANYU KEREM

Cerita ini berkaitan dengan banjaran Srikandi, yang dimulai Srikandi Meguru manah dan Srikandi Edan menjadikan Dewi Wara Sembadara cemburu, demikian pula dengan adanya  Srikandi Sayembara, yang pada puncaknya Arjuna menjadikan Srikandi sebagai istri barunya, hal ini menyebabkan Wara Sembadra sangat sakit hati, karena  dimadu oleh suaminya.

Dewi Sembadra meninggalkan Madukara dan meninggalkan juga Abimanyu yang masih kecil. Ia pergi ke Dwarawati mnenemui kakaknya Prabu Sri Batara Kresna, namun tidak ketemu. Wara Sembadra menyampaikan perasaannya kepada Pretiwanggana, adik ipar Prabu Kresna, adik dari Dewi Pretiwi, yang kebetulan berada di Dwarawati. Dari Dwarawati Wara Sembadra terus pergi tanpa ada yang tahu lagi kemana perginya.Kedatangan Wara Sembadra di Dwarawati, menyebabkan cinta Pretiwanggana bersemi lagi.

Pandawa terkejut, ketika semua senjata pusaka mereka hilang dari tempatnya. Prabu Punta Dewa kehilangan Kyai Tunggul Naga dan Kyai Karawelang. Beruntung sekali pusaka Kalimasada masih berada di dalam tubuh Prabu Puntadewa. Werkudara kehilangan senjata pusaka andalannya berupa gada Rujakpolo dan gada lukitasari. Sedangkan Arjuna, kehilangan semjata pusaka Pulanggeni, Sarotama,dan Ardadedali.

Prabu Puntadewa memasuki sanggar pamujan, Prabu Punta Dewa bersemadi mohon petunjuk dewata.

Demikian pula Werkudara yang telah kehilangan 2 buah pusaka andalannya, yaitu  Gada Rujakpolo dan Gada Lukitasari. meninggalkan Jodipati, mencari senjata pusakanya yang  hilang.

Sementara itu di Madukara, Arjuna dan Srikandi sedang membicarakan pusaka pusaka yang hilang, yaitu Pulanggeni,Ardadedali dan Sarotama. Yang mengherankan adalah Dewi Sembadra yang  pergi dari Madukara, tanpa memberitahu siapapun.  Belum selesai pembicaraannya, tiba tiba saja Pretiwanggana ipar Prabu Batara Kresna, yaitu adik Dewi Pretiwi, masuk kedalam kasatrian Madukara dengan marah marah. Pretiwanggana marah marah, akibat Wara Sembadra diterlantarkan oleh Arjuna, maka Wara Sembadra pergi dari kasatrian. Semua ini akibat Wara Sembadra telah dimadu oleh Arjuna, dengan mengawini Srikandi. Maka daripada di terlantarkan, Dewi Sembadra mau diminta dan mau di mulyakan menjadi istri Preti wanggana. Tanpa memberi kesempatan Arjuna membe la diri, Pretiwanggana menyerang dengan pusaka Nracabala yang sangat ampuh. Ratusan bahkan ribuan anak panah melesat dari panah Nracabala. Arjuna dan Wara Srikandi dengan mengemban Abimanyu kecil segera menyelamatkan diri dari amukan Pretiwang gana.

Keluar dari Kasatrian Madukara, Arjuna dan Srikandi bertemu dengan Gatutkaca yang sebenarnya mau menuju kesatrian Madukara. Gatutkaca ingin mengikuti pamannya kemana saja. Karena Gatutkaca kini tidak berdaya. Ia telah kehilangan semua senjata pusaka serta aji ajiannya.

Mereka sampai ditepinya sungai Bengawan. Mereka berhenti dan menenangkan pikiran. Sementara itu Abimanyu merengek rengek minta makan, ia lapar. Dewi Srikandi merasa kasihan kepada Abimanyu, ia akan mencari makanan untuk Abimanyu. Srikandi menyamar menjadi orang sudra, dan akan minta bantuan ke Istana Parangkencana. Ia mengganti nama dengan nama Kleting Binatur.Didalam perjalanan menuju Istana Parangkencana, Srikandi bertemu dengn Pretiwanggana, ia dikejar kejar. Srikandi walaupun seorang wanita, ia wanita perajurit. Dengan tipu dayanya maka Pretiwanggana kehilangan buruannya. Kleting Binatur sampai di Istana Parangkencana. Srikandi mohon perlindungan kepada Prabu Jayabadra. Kleting Binatur takut, ada orang gila mengejar ngejar dan mau membunuhnya.Prabu Jayabadra memperbolehkan Kleting Binatur tinggal sementara di Istana Parangkencana. Nanti kalau keadaan sudah reda, Kleting Binatur bisa pulang kembali.

Sementara itu Arjuna termangu mangu menunggu Srikandi.Abimanyu terus merengek rengek minta makan. Arjuna tidak tahan mendengar tangisan Abimanyu, ia segera pergi mencari makanan untuk Abimanyu. Arjuna juga akan pergi ke Istana Parangkencana.Sebelum pergi Arjuna berpesan kepada Gatutkaca, untuk momong Abimanyu, dan tidak boleh meninggalkan tempat. Lama pula Gatutkaca dan Abimanyu menunggu Arjuna atau bibinya Wara Srikandi, mereka tidak pulang pulang.

Gatutkaca menjadi panik ketika dilihatnya, Abimanyu lemas, dan pucat. Sedangkan Abimanyu terus merengek rengek minta makan. Gatutkaca mencoba menenangkan Abimanyu, namun Abimanyu sudah tak tahan lagi. Abimanyu minta menyusul saja, Abimanyu minta menyeberang sungai Bengawan. Gatutkaca hanya bisa menangis dalam hati. Ia hanya bisa merenungi nasibnya. Gatutkaca kehilangan pusaka dan semua aji ajiannya, sehingga ia tidak bisa terbang. Akhirnya Gatutkacapun menyeberangkan Abimanyu. Di gendongnya Abimanyu,kemudian Gatutkaca melangkah selangkah demi selangkah, melangkahkan kakinya ke dalam sungai Bengawan yang dalam. Gatutkaca semakin lama semakin tenggelam. Semula semata kaki, kemudian selutut, sepusar, dan kini setinggi dada.Gatutkaca ragu dan ingin kembali, tetapi ombak sangat besar. Sementara ombak semakin besar. Gatutkaca semakin lemas, semakin lemah, semakin tidak berdaya, dan sial bagi Gatutkaca, batu batuan yang menjadi pijakan kakinya, merosot kedalam dasar sungai, Gatutkaca terperosok dan kehilangan keseimbangan, ditambah hantaman ombak besar ke tubuhnya, sehingga Gatutkaca tenggelam kedalam sungai Bengawan. Abimanyu terlepas dari gendongan. Abimanyu tenggelam !!!, Abimanyu tenggelam ke dasar sungai Bengawan. Gatutkaca menjadi panik, sungai dikuber, hingga airnya berputar putar. Air bawah sungai naik, membawa Abimanyu semakin jauh dari wilayah Indraprasta.Gatutkaca berenang menuju seberang sungai Bengawan.

Sesampai diseberang sungai, Gatutkaca gereng gereng ingin melampus diri. Gatutkaca menangisi Abimanyu, Gatutkaca berkali kali membenturkan kepalanya di disebuah batu karang. Darah bercuucuran dari muka Gatutkaca,  Tetapi bagaimana dengan Abimanyu nanti, kalau ia mati. Akhirnya Gatutkaca dengan hati yang sedih mencari pamannya. Gatutkaca menemukan pamannya sedang duduk terpekur, seperti ada beban berat dalam  hatinya. Gatutkaca menubruk pamannya dengan menangis tersedu sedu. Ia minta pamannya membunuhnya. Arjuna semakin tidak kuasa menahan dirinya, setelah mengetahui Abimanyu tenggelam di sungai Bengawan. Ia tak sadarkan diri. Gatutkaca menjaga pamannya yang sedang pingsan. Tiada lama akemudian Arjuna terbangun, dan bagaikan orang ngengleng, Arjuna sambat memelas asih, ia mengharapkan datang dewa penjabut nyawa, untuk menyendal mayang sukma Arjuna. Setelah tersadar dari kesedihan Arjuna dan Gatutkaca pergi ke Istana Parangkencana untuk minta bantuan Raja Jayabadra.

Sementara Arjuna dan Gatutkaca berangkat ke istana Prangkencana. Di tepi sungai Bengawan ada dua orang nelayan yang sedang menjala ikan.Tidak lama kemudian salah satu nelayan menemukan sesuatu. Jaringnya ketika diangkat berat sekali. Setelah ditarik sampai kedaratan, ternyata di dalam jala terdapat ada seorang anak kecil yang kondisinya tidak sadarkan diri.

Melihat baju yang dipakai anak itu serba gemerlap. serba emas, mereka memperkirakan anak itu anak raja. Kemudian mereka dengan membawa anak itu, berlari menuju istana Parangkencana.

Sementara itu di Istana Parangkencana, Prabu Jayabadra, yang dihadap Patih Lukitasari, serta para punggawa,seperti Ardadedali, Sarotama, Karawelang, Eyang Tunggul Naga serta para punggawa yang lain, masih membicarakan peningkatan kesejahteraan rakyatnya.

Tiba tiba datang nelayan melaporkan temuannya. Prabu Jayabadra menerima anak itu dengan senang hati. Prabu Jayabadra mengenal anak itu. Ia Abimanyu putera Wara Sembadra dengan Arjuna.Namun ketika diraba dahinya, sangat dingin, dan tidak sadarkan diri. Prabu Jayabadra meminta Eyang Tunggul Naga mengobati Abimanyu dari pingsannya.

Eyang Tunggul Naga, segera bersemadi minta anugerah Dewata. Eyang Tunggul Naga memanggil pusaka Wijayakusuma milik Prabu Sri Batara Kresna. Pusaka Wijayakusuma dalam waktu sekejap sudah ditangan Eyang Tunggul Naga,dengan Pusaka Wijayakusuma,  Abimanyu bangun dari pingsannya. Abimanyu sehat kembali. Pusaka Wijayakusuma dikembalikan kepada Prabu Ktesna. Prabu Kresna tahu siapakah yang meminjam pusaka Wijayakusuma. Maka Prabu Kresna segera terbang ke Kerajaan Parang kencana.Sementyara Abimanyu sudah sehat kembali, Prabu Jayabadra meminta Kleting Binatur yang ngemong Abimanyu. Kleting Binatur menyanggupinya.

Kemudian Arjuna dan Gatutkaca sampai pula di Istana Parangkencana. Mereka minta perlindungan dari amukan Pretiwanggana. Arjuna mmenceriterakan, kalau Pretingwanggana ingin merebut dewi Sembadra dari Arjuna, sehingga ia dikejar kejar olehnya, dan Abimanyu menjadi korbannya, Abimanyu tenggelam dalam sungai Bengawan. Mendengar itu, Prabu Jayabadra merasakan kesedihannya. Prabu Jayabadra meminta Arjuna dan Gatutkaca dipersilakan masuk ke dalam Istana, dan menemui Kleting Binatur, Abimanyu ada bersamanya. Arjuna dan Gatutkaca merasa senang sekali mendengar berita baik ini.

Tiada antara lama kemudian, datanglah Pretiwanggana yang akan menangkap Srikandi dan Arjuna. Prabu Jayabadra segera memerintahkan para senapati Parangkencana, Ardadedali, Sarotama dan Antakusuma, segera keluar istana. Terjadilah pertarungan antara mereka. Pretiwanggana merasa tidak kuat menahan serangan mereka, ia lari meninggalkan gelanggang pertarungan.

Arjuna menyampaikan terimakasih atas bantuan sang Prabu Jajabadra. Mereka bermaksud pamit pulang ke Madukara. Prabu Jayabadra mempersilakan Arjuna, Gatutkaca dan Kleting Binatur pulang, namun Prabu Jayabadra tidak memperbolehkan membawa Abimanyu. Abimanyu akan diasuh Prabu Jayabadra. Arjuna terkejut. Terpaksa Arjuna melawan Prabu Jayabadra. Prabu Jayabadra mengajak bertanding diluar istana. Sementara mereka bertarung, Abimanyu dibawa Arya Ardadedali, Sedangkan Sarotama dan para punggawa lain, menggeroyok Gatutkaca dan Kleting Binatur.

Tiada lama kemudian, Prabu Kresna tiba di Parangkencaana, disusul kedatangan Werkudara dan Prabu Puntadewa di tempat peperangan. Krtika itu Arjuna merasa kewalahan melawan Prabu Jayabadra. Arjuna mundur dari pertarungan, dan mendatangi Prabu Kresna. Prabu Kresna meminta Arjuna sabar  saja. Prabu Jayabadra jangan di lawan dengan kekerasan sambutlah ia bagaikan bertemu dengan istrinya sendiri, rayulah Prabu Jayabadra. Dalam waktu tak lama, Prabu Jayabadra telah berubah kembali menjadi Dewi Sembadra. Arjuna merasa senang bisa berjumpa lagi dengan isterinya, Wara Sembadra.

Prabu Kresna masih menghadapi hal yang pelik, karena justru bawahan Prabu Jayabadra ini orang orang yang sangat sakti. Hanya Prabu Puntadewa, yang bisa mengalahkannya. Prabu Puntadewa menyatakan penyesalannya, ia tidak bisa berperang, ia tidak bisa membunuh musuh, ia lebih baik mati dibunuh musuh. Tiba tiba saja, ada sesosok mahluk keluar dari tubuh Prabu Puntadewa. Ternyata Sukma Prabu Kalimantara, penjaga Jimat Kalimusada. Ia minta restu prabu Puntadewa, untuk mengalahkan para kesatria Parangkencana. Terjadi perkelahian hebat antara Prabu Kalimantara dengan para punggawanya sewaktu di Cempaka Kawedar. Sementara itu Srikandi menyerang Arya Ardadedali yang menyekap Abimanyu. Srikandi bisa mengambil Abimanyu dari tangan Ardadedali, namun ia tertangkap oleh Ardadedali, ia di ajar mati matian  oleh Arya Ardadedali, namun Srikandi melindungi Abimanyu dengan memeluk Abimanyu kecil dari pukulan Ardadedali.

Wara Sembadra kagum pada Srikandi yang berjuang demi keselamatan puteranya. Sedikit demi sedikit menghilangkan rasa kecemburuannya pada Srikandi.. Prabu Kalimantara akhirnya dapat mengalahkan mereka, mereka kembali menjadi pusaka para Pandawa, Karawelang dan Tunggul Naga kembali ke Prabu Puntadewa, dan Prabu Kalimantara juga kembali masuk  dalam raga Prabu Puntadewa. sedangkan Lukitasari dan Rujakpolo kembali ke tangan Werkudara, sedangkan senjata Sarotama, Pulanggeni kembali ke tangan Arjuna.Antakusuma kembali ke Gatutkaca, kembalinya Pusaka Antakusuma, kembali pula seluruh aji ajiannya yang pergi karena tidak ada Antakusuma, sebagi pelindungnya. Sedangkan Ardadedali ketika bertarung dengan Srikandi, kembali menjadi pusaka, dan jatuh ketangan Srikandi. Maka sejak itu senjata pusaka Ardadedali diberikan kepada Srikandi, dan sekaligus Srikandi menjadi prajurit wanita, yang ditugaskan sebagai  penanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kaputren dan tamansari kasatrian  Madukara.Setelah semua permasalahan dapat diselesaikan, Wara Sembadra menyerahkan kekuasaan Kerajaan Parangkencana, kembali kepada Prabu Jayasentika. 

Akhirnya, Prabu Kresna, Prabu Puntadewa, Werkudara Arjuna Dewi Wara Sembadra, Dewi Wara Srikan di serta Abimanyu dan Gatutkaca kembali ke negeri ma sing  masing. Gatutkaca sudah bisa terbang kembali ke Pringgadani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar