Sabtu, 07 Juni 2014

Pandawa Dadu

 
Pandawa Dadu

Setelah Pandawa membangun istana, banyak orang-orang Astina yang pindah kenegeri baru yang bernama Amarta atau Indraprasta. Rakyat makmur, pertanian maju perdagangan lancar, murah sandang murah pangan. 
Prabu Suyudana dan saudara saudaranya yang seratus itupun telah datang ke Indraprasta.Dengan diantar Prabu Pundewa dan Prabu Kresna, mereka berputar-putar melihat keindahan dan keajaiban Istana Indraprasta.


Setelah melihat Istana Indraprasta Para Kurawa menjadi iri hati dan menjadikan mereka ingin memiliki Istana Indraprasta. Kurawa bermaksud mencelakai Pandawa untuk yang kesekian kalinya. Iri dengan keindahan Indraprasta, dengki andaikata  Para Pandawa mendapatkan sebagian Astinapura, dan dengki andaikata Pandawa menguasai Astinapura, maka Kurawa ingin membuang Pandawa untuk selama-lamanya.
Salah satu cara dengan mengajak Pan dawa main dadu. Perlu kita ketahui, Prabu Puntadewa sejak kecil suka main dadu.


Pada suatu hari yang naas bagi Pandawa, lewat kurir Kerajaan Astina, Patih  Sengkuni mengundang Para Pandawa, ke Astina. Dengan alasan untuk memperat tali persa udaraan antara Keluarga Pandawa dan keluarga Kurawa.


Pandawapun hadir di Istana Astinapura. Pandawa lima dan Dewi Drupadi. Para Pandawa disuguhkan berbagai hidangan  bermacam macam makanan dan minuman, yang semuanya teramat lezat dengan memper gunakan resep resep baru, yang belum pernah tersentuh oleh juru masak manapun.

Selesai acara bersantap dan melihat tari tarian yang memukau dan memikat, Patih Sengkuni mengajak Prabu Punta Dewa main dadu. Prabu Punta Dewa menerima tawaran Patih Sengkuni. Pada mulanya Patih Sengkuni menawarkan taruhan sekedarnya saja. Untuk menyenangkan hati Pandawa, Patih Sengkuni yang memimpin permainan, beberapa kali memberikan kemenangan kepada para Pandawa.Pandawa merasa senang dengan permainan dadu, mereka sangat menikmati.

Akhirnya Patih Sengkuni meminta agar taruhan ditingkatkan jumlahnya. Akhirnya sampailah pada puncaknya, kemenangan berbalik pada Kurawa. Dengan kecurangan patih Sengkuni maka Pandawa kehilangan semua harta, istana sampai negara dan  istri Prabu Puntadewa  juga dipertarukan dalam judi tersebut. Juga satu persatu Pandawa dipertaruhkan pula. Akhirnya seluruh Pandawa dan Dewi Drupadi,kalah dalam pertaruhan itu.

Semua Pandawa dan Dewi Drupadi menjadi budak Kurawa, Para Pandawa menerima hinaan yang se hina hinanya. para Pandawa dianggap bagaikan hewan saja.  Pakaian mereka dilucuti oleh para Kurawa., hingga nyaris telanjang.

Demikian pula. Dewi Drupadi mengalami nasib yang buruk, Dewi Drupadi  menjadi  bulan nul;anan para Kutawa.ditelanjangi oleh Dursasana.Prabu Puntadewa dan adik adiknya sudah tidak  bisa berbuat apa apa.  Dewi Drupadi minta tolong pada suami dan adik adiknya, untuk menolongnya, tetapi mereka terdiam saja.

Dengan sisa kekuatan batin Dewi Drupadi yang masih ada, Dewi Drupadi bersumpah,bahwa ia tidak akan menyanggul rambutnya untuk selama lamanya, kecuali sudah dikeramasi dengan darah Dursasana. Bima menggeram, ia bersumpah akan ngokop getih Dursasana, akan menghirup darah Dursasana dalam perang Barata Yudha. Sumpah Dewi Drupadi dan Bima dibarengi suara lolongan serigala, yang membuat suasana mencengkeram.namun para Kurawa tak bergeming, malahan mereka meneruskan pesta poranya, Mereka sudah gila.


Dengan perlindungan Bathara Wisnu, maka Dewi Drupadi terselamatkan dari kenistaan. Setiap lapis pakaian yang dilepas oleh Dursasana, diganti oleh Bathara Wisnu. Dursasana menjadi heran, mengapa pakaian Dewi Drupadi tidak ada habis habisnya. Keringat Dursasana bercucuran, nafas tersengal sengal, Dursasana merasa kan kelelahan yang luar biasa,, dan ia jatuh terduduk diatas pakaian Dewi Drupadi yang telah menumpuk.


Kurawa memutuskan agar Pandawa harus pergi kehutan selama duabelas tahun dan menyamar selama satu tahun. Dan tidak boleh ketahuan para Kurawa, kalau sampai ketahuan, Pandawa harus mengulang hukuman buang tersebut.

Perbuatan Kurawa terdengar pula  oleh  Resi  Bisma.Resi Bisma mencabut keputusan Kurawa, dan Pandawa dipulihkan kembali haknya, sebagai raja Indraprasta dan Pandawa tidak akan menjalani hukuman apapun termasuk hukuman buang. Suyudana dan adik adiknya menjadi kecewa, semua halangan yang akan terjadi apabila Pandawa masih tinggal di Astina maupun di Indrarasta. Namun Patih Sengkuni tidak kurang akal.


Ketika keesokan paginya, Pandawa yang sudah berpakaian kerajaan, dan sudah bersiap siap akan pulang ke Indraprasta, menjadi terusik hatinya, manakala Patih Sengkuni mengatakan bahwa Punta Dewa dan adik adiknya, derajadnya masih tetap budak,walaupun kini sudah berpakaian kerajaan, dan nantinya menjadi raja di Indraprasta, derajadnya masih tetap budak, kalau kemarin menjadi budak Kurawa, kini menjadi budak Drupadi.

Prabu Punta Dewa menanyakan, apa yang sebaiknya yang harus dilakukan, agar tidak ada pandangan seperti itu. Patih Sengkuni, hanya menentukan, satu cara yang harus dilakukan oleh Pandawa, yaitu dengan judi lagi.

Akhirnya Prabu Punta Dewa mwelayani kebrutalan para Kurawa. Sekali lagi, Panda wa harus mengakui kekalahannya.Para Kurawa menari nari kegirangan ketika melihat Pandawa kalah judi yang kedua kalinya. Bisma tidak bisa berbuat apa apa. Akhirnya Pandawa dengan berbusana orang sudra meninggalkan Istana Astina, dan Indraprasta yang beberapa waktu yang lalu telah memberikan kenangan indah. Kepergian Pandawa dari bumi Astina dan Indra prasta, membawa duka rakyat Astina dan Indraprasta.

Mereka hanya bisa mendoakan agar Para Pandawa dan Gusti Ayu Dewi Drupadi mendapatkan keselamatan, kesehatan dan kebahagiaan dalam menjalankan hukuman buang, dan meng harap pula mereka bisa kembali  ke Astina pada waktu yang akan datang, dengan membawa kemenangan.***

drupadi

drupadi

dursasana

dursasana 

1 komentar: