Dasamuka Lahir
Lokapala,
demikian nama sebuah negeri yang subur makmur, negeri tenteram dan
damai,rakyatnya sehat sejahtera.Adapun rajanya, bernama Prabu Danaraja
atau Danapati, Seorang raja yang arif bijaksana. Raja yang suka bertapa
ini, sangat dekat dengan rakyatnya. Pada suatu hari Prabu Danaraja
mendengar kabar bahwa di negeri Pangleburgangsa, Prabu Sumali, akan
menyelenggarakan sayembara, guna memperebutkan Dewi Sukesi (dibaca Dewi
Sukeksi).Dewi Sukesi mempunyai adik kandung bernama Prahasta. Prahasta
ini nantinya akan menjadi tokoh penting nomor dua di Alengkadiraja
kelak.
Adapun
sayembaranya adalah medar Aji Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating
diyu. Yaitu menguraikan arti Aji Sastra Jendra Hyuningrat. Prabu
Danaraja, juga berminat andaikata beristrikan Dewi Sukeksi. Sedangkan
untuk mendaapatkannya, maka ia harus mengikuti Sayembara.
Prabu
Danaraja ingin mengikuti Sayembara itu, namun ia merasa ilmu yang
dimilikinya masih dangkal. Takut gagal.tidak akan mendapatkan apa apa,
maka Prabu Danaraja. me nugaskan ayahandanya,Begawan Wisrawa, untuk
melamarkan Dewi Sukesi kepada Prabu Sumali di Pangleburgangsa.
Ayahanda
Prabu Danaraja adalah Begawan Wisrawa yang sakti dan mempunyai
pengetahuam luas. Begawan Wisrawa sebelumnya seorang raja negeri
Lokapala. Sebuah Kerajaan yang didirikan oleh Prabu Danurdana, yang
kemudian diteruskan oleh puteranya Andanapati menjadi raja yang kedua.
Raja ketiga ialah puttera Prabu Andanapati, yaitu Prabu Lokawana. Prabu
Lokawana mempunyai seorang puteri, bernama Dewi Lokawati. Setelah
memasuki usia dewasa, Dewi Lokawati di peristri Wisrawa.Wisrawa adalah
seorang Begawan dari Pertapan Girijembatan. Dari Dewi Lokawati ini,
Wisrawa, mempunyai seorang putera bernama Wisrawana. Prabu Lokawana
lengser keprabon dan menjadi seorang Pertapa. Kedudukan sebagai raja
digantikan menantunya Wisrawa yang diangkat menjadi raja Lokapala, dan
bergelar Prabu Wisrawa.Setelah puteranya dewasa, Wisrawana diangkat
menjadi raja menggantikan kedudukan ayahnya Prabu Wisrawa, menjadi raja
Lokapala yang ke empat dan bergelar Prabu Danaraja atau Prabu Danapati.
Dengan
bekal kesaktian dan pengetahuan yang sangat luas, berangkatlah Begawan
Wisrawa ke negeri Pangleburgangsa. Sesampai disana, peserta sayembara
sudah banyak yang hadir. Sebelum medar aji Sastra Jendra Hayuningrat,
semua peserta harus bisa mengalahkan Arya Jambu Mangli. Jambu Mangli
adalah putera Arya Maliawan, adik Prabu Sumali. Prabu Sumali dan Arya
Maliawan adalah Putera Prabu Suksara, Raja Pangleburgangsa sebelumnya.
Tidak seorangpun persrta bisa mengalahkan Jambu Mangli. Sampai akhirnya
giliran Begawan Wisrawa datang menghadapi Jambu Mangli. Jambu Mangli dan
Wisrawa sudah mulai bertarung.Belum lama mereka bertarung, Jambu Mangli
jatuh dan tewas. Akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Begawan Wisrawa.
Para peserta sayembara pun pulang ke negerinya masing masing.
Kini
Begawan Wisrawa, menuju kamar Dewi Sukeksi untuk medar Aji Sastra
Jendra Hayuningrat. Setelah membabar Aji Sastra Jendra Hayuningrat.
Begawan Wisrawa berniat membawa Dewi Sukeksi kembali ke negerinya, untuk
diserahkan kepada puteranya, Prabu Danaraja.
Namun
ketika Dewi Sukesi, tidak bisa membendung berahinya, maka Begawan
Wisrawa pun terbuai pasrah tergairah dalam buaian mimpi indah. Daalam
waktu sekejap mimpi telah berlalu,Begawan Wisrawa, tersadar apa yang
baru dilakukannya pada Dewi Sukesi. Dewi Sukesi, hanya bisa menangis
pasrah.Mereka berdua dalam keputus asaan.Kemudian keduanya menghadap
pada ayahanda Dewi Sukesih, Prabu Sumali. Prabu Sumali, membesarkan hati
keduanya. Kemudian oleh Prabu Sumali, menetapkan, bahwa Begawan Wisrawa
adalah menantunya. Karena Begawan Wisrawa telah memenangkan Sayembara.
Kemudian keduanya tinggal di Kerajaan Pangleburgangsa.
Semntara
itu Prabu Danaraja, di Kerajaan Lokapala, menunggu dengan bersabar
hati. Dari satu hari, satu minggu, satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan
seterusnya… Karena terlalu lama menunggu, menjadikan Prabu Damaraja
tidak sabar rasanya untuk menunggu Begawan Wisrawa lebih lama lagi.
Prabu
Danaraja pergi menyusul ayahandanya, Begawan Wisrawa ke Negeri
Pangleburgangsa. Dengan pasukan lengkap Kerajaan Lokapala, maka Prabu
Danaraja memimpin langsung pasukannya.Setiba di Pangleburgangsa, Prabu
Danaraja, bertemu dengan ayahnya, dan calon istrinya. Namun ketika
melihat calon istrinya, sudah berbadan dua, Prabu Danaraja, marah bukan
kepalang, Prabu Danaraja menganggap Dewi Sukesi, perempuan murahan.
Begawan Wisrawa, mencoba memberi jawaban. Dan minta maaf sebelumnya,
karena seasuatu hal, maka baik Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi terbawa
gelora cinta membara, sehingga mereka lupa diri, dan terjadilah
perbuatan yang tidak pantas dilakukannya.
Betapa
kecewanya, Prabu Danaraja mendengar pengakuan ayahnya. Darah terasa
mendidih, tiba tiba saja, Prabu Danaraja, menghunus keris itu, dan
menghunjamkannya kedada Begawan Wisrawa. Namun Dewi Sukesi cepat
menghalangi agar Prabu Danaraja tidak berbuat zalim dengan mau membunuh
ayahnya sendiri, Begawan Wisrawa, Dewi Sukesi terus berdiri didepan
tubuh Begawan Wisrawa, dan kedua tangannya mencoba menghalangi keris
yang diarahkan padanya. Sehingga keris yang sedianya akan dihunjamkan
kedada ayahandanya, mengenai dada Dewi Sukesi, dan tembus ke dada
Begawan Wisrawa. Tewaslah Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi. Prabu
Danaraja segera meninggalkan Istana Pangleburgangsa, kembali ke negeri
asalnya, Lokapala. Namun sebelum meninggal, Dewi Sukesi sempat
melahirkan bayinya. Bayi pertama lahir bayi raksasa laki laki yang
menakutkan, yang diberi nama Rahwana atau Dasamuka. Kenudian disusul
bayi raksasa laki laki juga, yang bertelinga lebar seperti telinga
gajah, yang diberi nama Kumbakarna.Bayi yang ketiga lahir bayi raseksi,
diberi nama Sarpakenaka. dan yang terakhir lahi, seorang anak manusia
yang tampan, yang diberi nama Wibisana, atau lebih dikenal dengan
Gunawan Wibisana. Kemungkinan kelahiran bayi bayi yang menakutkan ini,
karena perbuatan nista kedua orang tuanya. Keluarga Prabi Sumali,
berduka dengan kematian puteri dan menantunya.
Prabu Sumali memimpin prosesi pembakaran jasad Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi,dengan khidmat.
Beberapa
tahun kemudian, keempat anak Begawan Wisrawa, sudah menjadi dewasa.
Dasamuka mengajak adik adiknya ke Gunung Gohkarna, untuk
bertapa.Setelah bebarapa tahun bertapa, datanglah Batara Brama untuk
memenuhi semua permintaan para putera Begawan Wisrawa.
Masing
masing anak mengajukan permintaan yang berbeda beda. Dasamuka, berdiri
diatas Gunung Gohkarna. Ia ingin berusia panjang, seumur dunia. Ia ingin
menjadi raksasa yang paling sakti, ia ingin menjadi rajanya raja, dan
tidak bisa dikalahkan oleh dewa maupun raksasa lain. Dasamuka lupa
tidak minta “tidak bisa dikalahkan oleh manusia dan kera.”
Sedang
Kumbakarna, sewaktu kedatangan Batara Brama, sedang tidur pulas,Namun
Batara Brama, tetap mengabulkan permintaan Kumbakarna. Kumbakarna tidak
minta apa apa. Ia hanya berkeinginan bisa membela kebenaran dan membela
tanah airnya. Namun Batara Brahma kawatir dengan keadaan Kumbakarana,
yang lugu, maka Batara Brahma memberikan aji Gedongmengo dan pelakgelak
sakethi, yang sifatnya untuk melindungi diri sendiri dari bahaya, Namun
selama hidupnya, Kumbakarna tidak pernah menggunakannya.
Sarpakenaka,
ingin menjadi raseksi paling sakti, dengan kuku kenaka nya, ia ingin
menguasai dunia. Dewa mengabulkan. Sarapakenaka akan tetap sakti selama
kuku kenakanya tidak lepas dari kedua ibu jarinya.
Dan
yang terakhir Wibisana, sebagaimana kakaknya Kumbakarna, Wibisanapun
menghendaki keadilan dan kebenaran dapat ditegakkan. Kebenaran bisa
mengalahkan ke angkara murkaan. Wibisana, ingin kesaktian dan dapat
membaca kejadian yang akan datang, dan Wibisana min ta ia menjadi
seorang yang pandai dan bisa menciptakan baik benda maupun mahluk hidup.
Wibisana juga ingin menjadi seorang yang arief bijaksana.
Dengan
kesaktian yang diperoleh dari Batara Brama, Dasamuka berangkat tanpa
pasukan dan tanpa sepengengetahuan Prabu Sumali maupun adik adiknya,
Dasamuka terbang melayang ke Istana Lokapala pusat pemerintahan dan
tempat bersemayam Prabu Danaraja.Tanpa sebab apapun, Dasamuka mengamuk.
Bangunan depan Istana yang terdapat gapura dengan ornamen sepasang gajah
dan sepasang singa, dihancurkannya.Perajurit perajurit Lokapala segera
berlari larian menyambut kedatangan raksasa muda ini. Prajurit perajurit
Lokapala berusaha menangkap Dasamuka. Dasamuka pura pura kalah, dan
membiarkan dirinya ditangkap oleh perajurit perajurit Lokapala. Dsamuka
di borgol kedua tangannya.Dasamuka dibawa kehadapan Prabu Danaraja.Prabu
Danaraja menjadi terharu mendengar pengakuan Dasamuka, bahwa ia adalah
putera Begawan Wisrawa. Prabu Danaraja merangkul adiknya, Dasamuka, yang
baru pertama kali ini bertemu.Sudah beberapa waktu Dasamuka tinggal di
negeri Lokapala.Hingga pada suatu hari Prabu Danapati berniat
melanjutkan taapanya. Prabu Danaraja berpamitan,kepada adiknya,
Dasamuka, agar dapat menjaga keamanan negeri Lokapala dari serangan
musuh.
Mendengar
perkataan itu, didalam hati Dasamuka, adalah kesempatan baik untuk
mendapatkan Ajian Rawerontek milik Prabu Danaraja kakaknya.Dasamuka pura
pura bersujud, dan minta ampun, karena tidak bisa melaksaaaaanakan
tugas begitu berat. Ia bukan orang yang sakti, andaikata ada musuh
datang, sedangkan mreka sakti sakti, paling ia mati dibunuh musuh. Prabu
Danaraja merasa kasihan kepada adiknya.Maka Prabu Danaraja mengurungkan
niatnya pergi bertapa. Kemudian Prabu Danaraja minta pada Prabu
Dasamuka tengah malam nanti, berendaan daaalam sungai.Prabu Danaraja
akan menurunkan Aji Rawerontek pada Dasamuka. Dasamuka merasa lega,
usahanya akan memuahkan hasil. Ditengah malam, yang disinari cahaya
bulan purnama, disebuah sungai nampak Prabu Dasamuka sedang berendam di
sungai.Kemudian Prabu Danaraja menyiran kepala adiknya dengan air bunga
setaman. Kemuidian dengan kedua belah tangannya menempel di puinggung
Dasamuka,PrabuDanaraja menyalur kan Ajian Rawerontek ke tubuh Dasamuka. Angin besar,petir,guruh dan guntur
sebagai saksinya.Alam tiba tiba menjadi gemuruh menakutkan, seolah olah
alam menolak penyerahkan aji Rawerontek pada Dasamuka. Setelah
tersalurkan ke tubuh Dasamuka Prabu Danaraja tergeletak lemas. Dasamuka
melihat kakak tirinya jatuh terkulai,merasa memiliki kesempatan untuk
membalas kematian kedua orang tuanya. Tanpa punya rasa belas kasihan
pada kakak tirinya, Prabu Danaraja, di injak injak dan di gejug gejug
dengan kakinya, dan dengan sekuat tenaga memukulnya dengan dilambari aji
Rawerontek, maka tubuh Prabu Danaraja, menjadi hancur lebur Rumputan
tempat Prabu Danaraja tergeletak, menjadi memerah darah. Itulah riwayat
tragis Prabu Danaraja, atau Danapati, raja terakhir Lokapala.
Setelah
kematian Danaraja, kakak tirin Dasamuka, mengangkat dirinya menjadi
raja. Nama kerajaan Lokapala. diganti menjadi Alengka. Pamannya,
Prahasta di angkat menjadi patih, Kumbakarna diangkat menjadi Adipati di
Pangleburgangsa dan Wibisana diangkat menjadi Adipati Singgelapura.
Sedangkan Sarpakenaka, yang bersuami dengan Karadusana, menjadi senapati
bersama suaminya Karadusana. Dasamuka juga mengangkat Kala Marica,
seorang perajurit yang menjadi kepercayaannya, menjadi nara praja yang bertugas memata matai siapa saja yang dianggap musuh Prabu Dasamuka.
Prabu
Dasamuka mulai memperluas wilayah Alengka, kerajaan kerajaan dimasa
Prabu Danaraja,yamhg menjadi sahabat sahabatnya. ditaklukkannya menjadi
negara jajahan. Setelah semua kerajaan dapat direbutnya, ia pun menambah
nama lerajaannya menjadi Alengkadiraja..
Setelah
bisa mendirikan kerajaan Alengkadiraja, Dasamuka berniat ingin
menyerang Kahyangan, ia menginginkan Dewi Widowati, menjadi istrinya.
Sebenarnya ewi Widowati mencintai Batara Wisnu.Namun Dewi Widowati tidak berani menyampaikan keinginanya pada Batara Wisnu.
Prabu
Dasamuka bersama Kumbakarna dan Wibisana beserta pasukan dengan
kekuatan penuh telah menaiki puncak Kahyangan Jonggringsalaka, pusat
pemerintahan Raja Dewa, Batara Guru. Batara Narada jauh jauh sebelumnya,
telah memberi alarm bagi para dewa, bahwa sebentar lagi, Prabu Dasamuka
beserta pasukan tempur, akan menyerang kahyangan.Bata ra Indra sebagai
Raja Kaindran, yang merajai para Bidadari seluruh Kahya ngan, bersiap
siap untuk menyambut kedatangan Dasamuka.
Pasukan
Dasamuka telah memasuki halaman Kahyangan. Mereka terhenti didepan
Pintu Gerbang Selamatangkep, yang dijaga oleh Batara Cingkara bala dan
Batara Balaupata. Batara Guru tidak mau membukakan pintu Gerbang
Selamatangkep. Dasamuka menjadi marah. Kedua Batara penjaga Gerbang
tidak bisa menahan serangan pasukan Alengka. Seluruh pasukan, mendorong
gerbang Selamatangkep, namun tidak membuka. Prabu Dasa muka marah,
dipukulnya gerbang Selamatangkep dengan ajian Rawerontek. Gerbang
Selamatangkep menjadi terbuka. Namun Gerbang Selamatangkep mengalami
kerusakan yang cukup parah.Pasukan para Dewa ada di belakang pintu
gerbang Selamatangkep. Para Dewa kewalahan menghadapai pasukan raksasa
yang beribu ribu banyaknya. Pertahanan para dewa semakin mele mah Para
dewa tetap bertahan, namun dapat dibobolkan oleh asukan Dasa
muka.Akhirnya Pasukan Alengka berhasil memasuki Kahyangan Kaindran,
Dasamuka berhasil menawan Batara Indra. Walau sudah diingatkan adiknya
Kumbakarna dan Wibisana agar, agar Batara Indra dilepaskan, namun oleh
Dasamuka, kakaknya, Batara Indra tetap dijadikan sandera, sampai menda
patkan bidadari yang diinginkan. Kemudian datang Batara Brama, yang per
nah mendatangi Dasamuka waktu bertapa di Gunung Gohkarna. Dasamuka tidak
mau melepaskan Batara Indra, kalau tidak mendapat ganti pusaka. Ba tara
Brama akhirnya memberikan pusaka Panah Bramastra dan pedang pusaka
Mentawa. Akhirnya para dewa bersepakat memberikan beberapa orang bida
dari pada Dasamuka dan adik adiknya.Dasamuka mendapatkan dewi Tari,
Kumbakarna mendapatkan Dewi Kiswati, dan Wibisana mendapatkan Dewi
Triwati.
Sedangkan
Dewi Widowati menolak permintaan Dasamuka.Dewi Widawati melarikan diri
ari Kahyangan. Dasamuka mengejar Dewi Widowati hingga turun ke
Marcapada.
Kedua
adik Dasamuka, Kumbakarna dan Wibisana, beserta para bidadari dan
pasukannya, menyusul Prabu Dasamuka turun ke marcapada; tentu saja
setelah kedua adik Dasamuka itu berpamitan dengan para dewa.
Sesampai
di Marcapada, Dewi Widawati mendapatkan api unggun yang sedang menyala
nyala apinya, Dewi Widawati segera terjun kedalamnya. Prabu Dasamuka
sangat kecewa, tidak mendapatkan Dewi Widawati.. Dan sukma Dewi Widawati
ke arah negeri Magada. Namun Prabu Dasamuka akan tetap mengejar titisan
Dewi Widowati, sampai dapat.Titisan Widawati yang pertama Dewi
Citrawati istri Prabu Arjuna Sasrabahu, titisan kedua Dewi Kausalya ibu
Ramawijaya, titisan Widawati yang ke tiga, Dewi Sinta dan yang ke empat
Dewi Sembadra.Wayang wayang titisan Widawati, semuanya mirip Dewi
Subadra.
Setelah
para Putera Begawan Wisrawa itu beristrikan para bidadari Kah yangan,
maka Prabu Dasamuka yang kawin dengan Dewi Tari, mendapatkan seorang
puteri titisan Widawati, Namun untuk menjaga jangan sampai terjadi
seorang ayah akan mengawini anaknya, maka Wibisana membuang nya
kesungai. Dimasukkannya, bayi itu dalam kendaga. Bayi perempuan itu
terhenti di sungai belakang taman Istana Mantili. Bayi itu ditemukan
permaisuri Kerajaan Mantili, dan akhinya oleh raja Manitili,yaitu, Prabu
Janaka, bayi tersebut diangkat menjadi puteri raja, dan diberi nama
Dewi Sinta.
Sedangkan
sebagai penggantinya, Wibisana menciptakan seorang bayi laki laki dari
awan mendung, dan oleh Wibisana diberi nama Megananda.
Prabu Dasamuka, ayahnya; kecewa, karena dewa telah membohonginya, katanya akan memberikan seorang anak perempuan titisan Widawati, ternyata memberi bayi laki laki. Prabu Dasamuka. aparanu Dasamuka mem banting banting bayi itu. namun bayinya, semakin di banting banting, semakin besar, semakin besar, dan akhirnya menjadi dewasa. Prabu Dasanuka memberi memberi nama Indrajid.
Prabu Dasamuka, ayahnya; kecewa, karena dewa telah membohonginya, katanya akan memberikan seorang anak perempuan titisan Widawati, ternyata memberi bayi laki laki. Prabu Dasamuka. aparanu Dasamuka mem banting banting bayi itu. namun bayinya, semakin di banting banting, semakin besar, semakin besar, dan akhirnya menjadi dewasa. Prabu Dasanuka memberi memberi nama Indrajid.
Sedangkan
Kumbakarana yang beristri Dewi Kiswati, bidadari juga, mendapatkan dua
orang anak kembar laki laki, bernama Kumba Kumba dan Aswani Kumba. Kedua
anaknya adalah anak istimewa. Selama dua anak kembar itu masih hidup,
tidak bisa mati. Karena apabila salah satu mati dalam ssuatu
perkelahian, apabila diloncati saudaranya yang masih hidup, maka akan
hidup kembali.
Putera
bungsu Begawan Wisrawa, yaitu Wibisana yang beristrikan dewi Triwati,
mendapatkan serang anak perempuan, yang di beri nama Trijata, dan
seorang anak laki laki yang diberi nama Bisawarna. Kelak apabila
menjadi Raja Alengka menggantikan Wibisana, akan bergelar
Dentawilukrama.
Sementara itu Prabu Dasamuka sedang berpetualang mencari Titisan Dewi Widawati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar