Sinta Luweng
Setelah Dewi Sinta diboyong ke Ayodya, dan Rama telah di angkat menjadi raja Ayodya, ternyata rakyat
Ayodya, masih menyisakan persoalan yang tidak pernah selesai. Kebahagiaan Prabu Rama dan Dewi Sinta
ternyata terusik pula. Rakyat Ayodya ternyata masih saja menanyakan kesucian Dewi Sinta setelah tigabelas
tahun didalam sekapan Prabu Dasamuka di istana Alengka.
Ayodya, masih menyisakan persoalan yang tidak pernah selesai. Kebahagiaan Prabu Rama dan Dewi Sinta
ternyata terusik pula. Rakyat Ayodya ternyata masih saja menanyakan kesucian Dewi Sinta setelah tigabelas
tahun didalam sekapan Prabu Dasamuka di istana Alengka.
Kini Dewi Sinta sedang berbadan dua. Namun Rama juga belum yakin kalau itu anaknya. Karena tidak tahan
menanggung malu, karena kehamilan Sinta merupakan aib,maka akhirnya Dewi Sinta di buang ke hutan.
Sementara itu Dewi Sinta menanggung derita panjang, kehamilannya semakin besar. Dengan tertatih tatih,
Dewi Sinta mencoba mencari bantuan kepada penduduk, namun penduduk yang ditemui juga tidak mau
menolongnya. Sehingga sampai pada suatu waktu ketika ia akan melahirkan, Dewi Sinta terjatuh tidak
sadarkan diri., Beberapa penduduk berusaha menolongnya. Kemudian beberapa orang membawanya ke
rumah resi Walmiki. Oleh Resi Walmiki Dewi Sinta dirawat di pertapaan Wismaloka, di tempat Resi
Walmiki tinggal. Resi Walmiki kemudian menulis riwayat Prabu Rama dan Dewi Sinta dari awal sampai
dengan akhir.Sehingga cerita Ramayana hingga kini masih bisa dinikmati dan dicintai para penggemarnya di
berbagai negara.
Pada saat Dewi Sinta melahirkan, Prabu Rama tidak menunggui kelahirannya. Dewi Sinta melahirkan dua
orang putera kembar yang diberi nama Lawa dan Kusya.Dewi Sinta membesarkan anak anaknya
seorangdiri. Hingga menginjak dewasa. Lawa dan Kusya sering menanyakan keberadaan ayahnya, namun
Dewi Sinta tidak pernah memberi tahu siapa ayah mereka. Sampai pada suatu saat mereka berurusan dengan
kerajaan Ayodya, ketika Lawa dan Kusya bertemu dengan Prabu Rama yang sedang berkuda, tiba-tiba
kudanya menjadi binal tidak dapat dikendalikan lagi. Lawa dan Kusya melihat ada kejadian itu, mereka
segera menangkap kuda itu, lalu menenangkan kuda itu, Kemudian kuda itu bisa kembali jinak, dan dapat
dikendarai kembali oleh Prabu Rama. Tetapi Lawa dan Kusya tidak mengetahui kalau yang mereka tolong
adalah ayahnya.
orang putera kembar yang diberi nama Lawa dan Kusya.Dewi Sinta membesarkan anak anaknya
seorangdiri. Hingga menginjak dewasa. Lawa dan Kusya sering menanyakan keberadaan ayahnya, namun
Dewi Sinta tidak pernah memberi tahu siapa ayah mereka. Sampai pada suatu saat mereka berurusan dengan
kerajaan Ayodya, ketika Lawa dan Kusya bertemu dengan Prabu Rama yang sedang berkuda, tiba-tiba
kudanya menjadi binal tidak dapat dikendalikan lagi. Lawa dan Kusya melihat ada kejadian itu, mereka
segera menangkap kuda itu, lalu menenangkan kuda itu, Kemudian kuda itu bisa kembali jinak, dan dapat
dikendarai kembali oleh Prabu Rama. Tetapi Lawa dan Kusya tidak mengetahui kalau yang mereka tolong
adalah ayahnya.
Prabu Rama merasa menyayangi pada kedua anak itu. Rama mengikuti kepergian mereka dari belakang.
Akhirnya Prabu Rama sampai ketempat Dewi Sinta, yang sudah lama dilupakannya. Dewi Sinta akhirnya
memperkenalkan kepada kedua anaknya, bahwa yang datang adalah ayah mereka.
Setelah diperkenalkan kepada kedua anaknya,bahwa yang datang itu ayahnya, Dewi Sinta ingin ayahnya akan
menerima sepenuh hati dan tidak ada keragu raguan lagi pada kedua anaknya.
Maka Dewi Sinta pun bersumpah, bahwa dirinya adalah seorang ibu yang suci dan tidak pernah ternoda
apapun, dan apabila masih suci, maka tanah dibawah telapak kakinya akan terbuka, dan Dewi Sintapun akan
masuk kedalamnya.
Prabu Rama terkejut ketika melihat tanah tempat kaki Dewi Sinta berdiri, tiba-tiba terbuka dan Dewi Sinta
masuk dalam tanah. Prabu Rama mengejar mau menolong Dewi Sinta, namun tanah telah menutup kembali.
Prabu Rama menyesali diri dan menangisi kepergian Dewi Sinta untuk selama- lamanya.
masuk dalam tanah. Prabu Rama mengejar mau menolong Dewi Sinta, namun tanah telah menutup kembali.
Prabu Rama menyesali diri dan menangisi kepergian Dewi Sinta untuk selama- lamanya.
Akhirnya Lawa dan Kusya di boyong ke Istana Ayodya. Setelah dewasa, Lawa diangkat menjadi raja di
Ayodya menggantikan Rama bergelar Prabu Ramabadlawa, sedangkan Kusya diangkat menjadi raja di
Manthili, menggantikan Prabu Janaka, kakeknya, dengan gelar Prabu Rama Kusya.
Prabu Rama dan Laksmana bertapa di Kutharunggu.
Ayodya menggantikan Rama bergelar Prabu Ramabadlawa, sedangkan Kusya diangkat menjadi raja di
Manthili, menggantikan Prabu Janaka, kakeknya, dengan gelar Prabu Rama Kusya.
Prabu Rama dan Laksmana bertapa di Kutharunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar